Oil & Gas

Pengembangan Lapangan Gas Mako di Blok Duyung Menunggu Tahap Eksekusi

Konstruksi Media – Deputi Perencanaan Satian Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Benny Lubiantara mengatakan, pengembangan Lapangan Gas Mako yang terletak di Blok Duyung sedang menanti tahap eksekusi. Terutama, setelah regulator di sektor hulu ini menyetujui plan of development (POD) yang diajukan West Natuna Exploration Ltd.

Menurut Benny, sesuai lingkup yang ada di dalam POD, West Natuna Exploration Ltd, anak usaha Conrad Petroleum, selaku operator bakal menggunakan fasilitas milik Medco E&P Natuna. Sehingga perlu kesepakatan yang dituangkan dalam FSA (facility sharing agreement).

“Pada saat yang sama, terdapat potensi pelamparan reservoir Lapangan Mako ke wilayah kerja Medco Natuna. Sehingga perlu adanya diskusi business to business (B-toB) antara Medco dan Conrad,” ujar Benny dikutip pada Kamis (9/9/2021).

“Nanti hasil diskusi tersebut akan dituangkan dalam kesepakatan unitisasi antara dua pihak,” lanjutnya.

Ia pun berharap proyeksi onstream yang ada di dalam POD di tahun 2022 tidak bergeser jauh. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 juga telah berdampak terhadap mobilitas orang. “Tentu berdampak terhadap pelaksanaan proyek, namun kami upayakan sedapat mungkin semua tetap sesuai jadwal,” katanya.

Adapun puncak produksi dari Lapangan Mako diprediksi antara 40-45 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Conrad sebelumnya mengumumkan bahwa lapangan ini merupakan salah satu yang terbesar di Cekungan West Natuna, lepas pantai Indonesia, berdasarkan hasil studi bawah permukaan (subsurface) dan hasil audit sumber daya independen.

Conrad mengetahui bahwa lapangan gas ini termasuk salah satu yang terbesar setelah merampungkan pengeboran pada akhir tahun 2019, kemudian meninjau kembali lapangan Mako secara komprehensif yang hasilnya dirilis pada April 2020. Tinjauan ini mencakup semua aspek, termasuk pengembangan lapangan.

Hasilnya, volume sumber daya keseluruhan lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal. “Potensi tingkat produksi harian yang lebih tinggi dari gas kering berkualitas tinggi,” tulis pernyataan Conrad tahun lalu.

Conrad melibatkan Gaffney Cline and Associates (GCA) untuk merampungkan audit sumber daya independen Lapangan Gas Mako. Audit yang dirilis 22 Mei 2020 ini menggambarkan estimasi sumber daya internal Conrad yang hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan audit Januari 2019.

Estimasi terkait sumber daya yang dapat dipulihkan 2C atau kontingen, mencapai 495 miliar kaki kubik fit (BCF) atau 79% lebih tinggi dibandingkan hasil audit 2019. Sedangkan sumber daya 3C atau bergantung, 108% lebih tinggi.

Berdasarkan hasil audit tersebut, Conrad mengumumkan bahwa Lapangan Gas Mako merupakan salah satu ladang gas terbesar yang pernah ditemukan di Cekungan West Natuna. Selain itu, ini merupakan sumber daya terbesar yang belum dikembangkan di daerah terdekat.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button