Jokowi Resmikan Bendungan Bendo, PUPR Perbaiki Jaringan Irigasi di Bawahnya
Konstruksi Media – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya.
Hal itu disampaikan saat meninjau Daerah Irigasi (DI) Kori di Desa Coper, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, di sela kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur mendampingi Presiden Joko Widodo, Selasa (7/9) kemarin.
“Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (8/9/2021).
- Bertemu Menteri Perhubungan, Erick Thohir Bahas Efisiensi Biaya Logistik
- Menteri PKP Bakal Gunakan Lahan Sitaan Kejagung untuk Bangun Perumahan Rakyat
- Tim ASURA ITS, Inovasikan Konsep Gedung Tahan Gempa
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Agus Rudyanto mengatakan, DI Kori merupakan salah satu dari tiga DI lainnya yang berada di bawah DI Bendo, Kabupaten Ponorogo seluas 3.330 hektare (ha).
“Bendungan Bendo ini akan menambah pasokan air ke irigasi seluas 7.800 ha, dimana seluas 3.330 ha untuk DI Bendo dan 4.500 ha untuk DI Saluran Induk Madiun,” kata Agus.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bendo ke semua jaringan irigasi tersebut, kata Agus, saat ini BBWS Bengawan Solo tengah melakukan rehabilitasi lima bendung di DI Bendo dan DI Madiun.
“Rehab bendung ini dilaksanakan secara bertahap sejak 2019 dan direncanakan hingga tahun 2023. Total anggaran yang dibutuhkan hingga 2023 diperkirakan sebesar Rp135 miliar,” ungkapnya.
Lebih lanjut Agus menuturkan, untuk rehabilitasi bendung di DI Bendo pekerjaannya mencakup rehabilitasi Bendung Ngindeng dan saluran sekundernya sepanjang 6,6 km, rehabilitasi Bendung Kori dan saluran sekundernya sepanjang 7,5 km, rehabilitasi Bendung Wilangan dan saluran sekundernya sepanjang 18,5 km, dan rehabilitasi Bendung Tambakwatu serta saluran sekunder sepanjang 5,2 km. Total alokasi kebutuhan anggarannya hingga tahun 2023 sebesar Rp110 miliar.
“Sedangkan untuk di DI Saluran Induk Madiun, lingkup pekerjaannya berupa Rehabilitasi Bendung Jati, saluran primer 28,4 km, saluran sekunder (SS) Sumber Batang 12,9 km, SS Ulo 11,5 km, SS Purwodadi 20,2 km, dan SS Ngabean 7,4 km. Total alokasi kebutuhan anggarannya hingga tahun 2023 sebesar Rp233 miliar,” katanya.
Agus menyatakan bahwa untuk rehabilitasi jaringan irigasi, pelaksanaannya juga dilakukan melalui metode Padat Karya Tunai P3TGAI dimana pekerjaan perbaikan/rehabilitasi/peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif yang melibatkan masyarakat, untuk mendukung kedaulatan pangan. Petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen.
Berdasarkan data, pelaksanaan P3-TGAI oleh BBWS Bengawan Solo pada tahun 2021 tersebar di 190 lokasi untuk di Provinsi Jawa Tengah dan 452 lokasi di Provinsi Jawa Timur. “Khusus di DI Kori panjang saluran irigasi yang dibangun sepanjang 691,82 m dan total luas daerah irigasi 58 ha. Dengan target penerima manfaat sebanyak 40 Kepala Keluarga (KK),”ujarnya.
Ketua Himpunan Petani Pemakai Air Sri Tirto Mulyo di DI Kori mengungkapkan terima kasih atas pelaksanaan P3-TGAI yang sangat berguna bagi petani Desa Coper, Jetis, Ponorogo. “Karena sangat berguna untuk meningkatkan hasil pertanian dan juga untuk menyerap tenaga kerja saat masa PPKM Pandemi Covid-19,”ujarnya.
Turut hadir Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan. Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Agus Rudyanto, dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Achmad Subki.***