AHY Tegaskan Bandara Kertajati Siap Jadi Pusat Industri Dirgantara Nasional
Bandara yang “megah tapi berada di tengah-tengah antah-berantah”
Konstruksi Media – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meluruskan pernyataannya terkait kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka yang sebelumnya sempat menuai perhatian publik.
AHY menegaskan bahwa komentarnya tentang Kertajati bukan dimaksudkan untuk merendahkan, melainkan sebagai dorongan agar pembangunan infrastruktur nasional memiliki konektivitas dan fungsi ekonomi yang lebih kuat.
“Mungkin (pernyataan saya) dipotong sempit ya, tetapi semangatnya adalah bagaimana kita bisa menghadirkan integrasi wilayah,” ujar AHY saat meresmikan Kantor DPD Partai Demokrat Jawa Barat di Bandung, Minggu (26/10).
Sebelumnya, AHY sempat mengungkapkan bahwa Bandara Kertajati “megah tapi berada di tengah-tengah antah-berantah”, yang kemudian dikutip sebagian media dan menimbulkan beragam interpretasi. Dalam klarifikasinya, AHY menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan tidak boleh berhenti pada fisik bangunannya semata, tetapi juga harus terhubung dengan jaringan transportasi dan kawasan industri di sekitarnya.
“Pembangunan infrastruktur, termasuk bandara dan pelabuhan, harus dihubungkan dengan akses keluar-masuk lokasi tersebut supaya benar-benar hidup,” tegasnya.
Baca juga: Wow! Satu Sak Semen di Papua Tembus Rp1,5 Juta, Jadi Sorotan Menko AHY
Lebih lanjut, AHY mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk menjadikan BIJB Kertajati sebagai pusat industri dirgantara nasional. Salah satu inisiatifnya adalah kerja sama antara BIJB Kertajati dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk pengembangan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).
“Kami bersama Kementerian Bappenas dan Kementerian Perhubungan sedang menyiapkan kerja sama yang baik untuk kebutuhan MRO,” jelasnya.
Fasilitas MRO tersebut akan dimulai dari layanan perawatan helikopter, dan secara bertahap dikembangkan untuk pesawat sayap tetap (fixed wings). AHY menilai, inisiatif ini akan menjadi penggerak ekonomi kawasan Rebana (Cirebon, Patimban, dan Kertajati) melalui penciptaan lapangan kerja dan aktivitas industri baru.
“Kalau wilayah-wilayah itu terhubung dan tidak terisolasi, dampaknya bisa sangat besar bagi ekonomi daerah,” tutur AHY.
Ia menambahkan, komitmen pemerintah saat ini adalah memastikan setiap proyek strategis memiliki nilai tambah ekonomi dan daya guna berkelanjutan melalui integrasi antarinfrastruktur.
“Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya tinggi, tetapi tidak optimal. Kita ingin semua proyek strategis benar-benar membawa manfaat bagi rakyat,” pungkasnya. (***)




