Kawasan

Ada Empat PLBN di Kalbar, Ini Salah satunya Lebih Dekat ke Serawak dibanding Pontianak

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kalimantan Barat membangun empat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kalimantan Barat.

Yakni, PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau, PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, PLBN Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, serta PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang.

Pembangunan PLBN ini guna memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di perbatasan sebagai garda terdepan.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kalimantan Barat Deva Kurniawan Rahmadi mengungkapkan, salah satu PLBN itu lebih dekat ke Ibu Kota Negara Bagian Serawak, Malaysia dibandingkan ke Ibu Kota Kalimantan Barat.

“Keberadaan PLBN Jagoi Babang memiliki nilai strategis sebagai beranda terdepan Indonesia karena hanya berjarak sekitar 60 km dengan Ibukota Negara Bagian Sarawak, Malaysia Timur, yang dapat ditempuh hanya dengan 1,5 jam perjalanan,” ujar Deva Kurniawan Rahmadi dalam keterangan tertulis, Minggu (19/9/2021).

Sedangkan jarak tempuh dari Kota Pontianak menuju ke lokasi PLBN Jagoi Babang mencapai 270 km atau sekitar kurang lebih 7 jam dengan mengendarai mobil.

Menurutnya, konstruksi PLBN Jagoi Babang mulai dikerjakan Kementerian PUPR melalui BPPW Provinsi Kalbar Direktorat Jenderal Cipta Karya sejak 27 November 2020.

Pembangunan PLBN Jagoi Babang menelan anggaran senilai Rp 207,35 miliar yang bersumber dari APBN tahun jamak 2020-2022 (MYC).

“Saat ini konstruksinya telah mencapat 26,71% dan ditargetkan akan rampung pada 19 Juli 2022,” katanya.

Untuk meningkatkan kualitas layanan, lanjutnya, PLBN Jagoi Babang memiliki berbagai fasilitas utama meliputi pos pemeriksaan imigrasi, x-ray, gerbang dan monumen TASBARA, gudang barang sita, bangunan disinfeksi kendaraan, dan menara pengawas; serta fasilitas pendukung meliputi pasar perbatasan, mess pegawai PLBN, bangunan Wisma Indonesia, mini terminal, dan sarana peribadatan.

“Berdasarkan data yang dicatat Pos TPI Imigrasi Aruk pada Maret 2020, jumlah pelintas PLBN Jagoi Babang berkisar 100-150 orang per minggu,” tegasnya.

Dia mengatakan, pembangunan PLBN merupakan wujud nyata implementasi dalam membangun Indonesia dari pinggiran dalam rangka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk itu, pembangunan infrastruktur tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa atau kota-kota besar saja, melainkan juga di kawasan perbatasan maupun di pulau-pulau terdepan Nusantara, termasuk di Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat.

“Kami mendorong percepatan penyelesaian konstruksi PLBN Jagoi Babang pada bulan Juli 2022, untuk selanjutnya dapat dilakukan serah terima aset agar dapat berfungsi optimal dan dikelola lebih lanjut oleh BNPP RI,” tuturnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan, pembangunan kawasan perbatasan merupakan instruksi Presiden Joko Widodo dalam mendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat sebagai beranda terdepan Indonesia.

“Pengembangan PLBN tidak hanya menjadi kebanggan Bangsa Indonesia sebagai bangsa besar, tetapi yang terpenting sekali adalah fungsi pertahanan keamanan dan sekaligus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah perbatasan Indonesia,” katanya.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button