HighlightsINFOKorporasi

Ambisi Indocement Rambah Pasar Semen Global

Kami bisa ekspor 55 ribu ton, terus 35 ribu ton ke Australia. Sekarang kami mau suplai ke Bangladesh, ke mana saja bisa. Jadi, INTP tahun depan akan meningkatkan pasar ekspor.

Konstruksi Media – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memiliki ambisi untuk makin melebarkan sayap di kancah persaingan global, dengan merambah pasar baru di berbagai negara dunia. Keseriusan produsen semen merek Tiga Roda ini terlihat dari penjualan ekspor yang naik dua kali lipat pada bulan Juli-Agustus 2023 menjadi 400 ribu ton dibanding periode sama tahun lalu.

“Kami akan memperkuat pasar ekspor dengan kesiapan merambah pasar-pasar baru seperti negara-negara Asia. Ekspansi ini akan didukung keberadaan pabrik Bosowa yang memiliki terminal Garongkong,” kata Direktur Utama Indocement Christian Kartawidjaya dikutip dari investor.id, Ahad (24/9/2023).

Menurut Christian, terminal Garongkong turut membantu membuka potensi pasar-pasar baru. Pasalnya, sebelum ada terminal Garongkong, ekspor Indocement hanya mengandalkan terminal Tarjun yang kedalamannya 5-7 meter. Sementara ekspor semen melalui terminal Tanjung Priok cenderung dinomorduakan.

“Namun, lewat terminal Garongkong, kami bisa membawa kapal semen berkapasitas besar. Makanya kami bisa ekspor 55 ribu ton, terus 35 ribu ton ke Australia. Sekarang kami mau suplai ke Bangladesh, ke mana saja bisa. Jadi, INTP tahun depan akan meningkatkan pasar ekspor,” ujarnya.

Perkuat Produksi

Selain ekspor, kata Christian, pihaknya pada tahun ini sudah banyak berinvestasi untuk memperkuat basis produksi di Indonesia Timur, terutama di Sulawesi Selatan (Sulsel). Itulah sebabnya, perseroan menyewa pabrik Bosowa di Maros. Sementara di Kalimantan, INTP juga mengoperasikan pabrik Tarjun di Kalimantan Selatan.

“Dari dua pabrik tersebut, kami bisa membawa perseroan ke Indonesia Timur. Di Indonesia Timur, Indocement lebih fokus ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Halmahera, Maluku Utara,” ujar Christian.

Baca juga: Aguan Cs Datangi IKN, Jokowi Groundbreaking Hotel Nusantara Bintang 5

Sedangkan di Sumatra, khususnya di Palembang, dia menyebut, perseroan telah memiliki terminal yang sudah ter-install batching plant. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, instalasi batching plant tersebut akan dilanjutkan bilamana kondisi pasar di Palembang mendukung.

Karenanya, perseroan memproyeksikan volume domestik nasional pada tahun ini bertumbuh sekitar 2%. Pun begitu dengan 2024 yang diperkirakan terus bertumbuh seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini tercermin dari bertambahnya anggaran yang disiapkan pemerintah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dari Rp380 triliun menjadi Rp420 triliun.

“Ini saya lihat langkah yang baik, tapi tergantung dari realisasi. Saya percaya, tahun ini negatifnya cukup banyak di satu sisi. Jadi, mestinya dengan adanya kepastian setelah Februari 2024, saya berharap investor akan datang sehingga ada multiplier effect dari yang dilakukan pemerintah sejauh ini,” tutur dia.

Dalam lima tahun ke depan, Christian menyampaikan, perseroan fokus membuat footprint dengan cara melakukan penginstalan di terminal-terminal semen baik di Lampung, Palembang, Sulawesi Tenggara, Lombok, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Mengingat, beberapa tahun lalu perseroan terlalu berorientasi pada wilayah Jawa Barat.

Selain mendesain footprint, perseroan juga akan menyiapkan jaringan bisnis bukan hanya di segmen semen, tetapi juga batu seperti split dan andesit yang akan dicampur dengan semen dan batu untuk menjadi pasir beton.

“Jadi, kami sudah mulai ekspansi di tiga elemen ini. Ke depan, kami juga memperkuat branding dan logistik. Makanya, Indocement membeli kapal curah dan tug boat yang akan kami lakukan di tahun-tahun mendatang dengan terminal-terminal. Jadi, lima tahun mendatang banyak hal yang akan kami lakukan di logistik, branding, footprint terminal, agregat, beton, dan lain-lain,” ungkap dia.

Perang Harga Mereda

Sementara itu, kinerja emiten semen terpantau semakin membaik dengan meredanya perang harga di industri lantaran kelebihan pasokan (oversupply) dan lesunya permintaan pasar. Membaiknya kinerja terlihat dari catatan penjualan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan INTP yang menunjukkan kenaikan di Agustus 2023.

“Berdasarkan pantauan kami, harga semen tidak banyak berubah dalam tiga bulan terakhir, yang menunjukkan bahwa perang harga di sektor semen telah mereda, khususnya di Pulau Jawa,” kata Analis Samuel Sekuritas Daniel Widjaja dan Yosua Zisokhi dalam riset terbarunya.

Baca juga: Jokowi Ibaratkan Aguan Cs Bak Lokomotif, Membawa Gerbong Investasi Masuk IKN

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dalam riset Samuel Sekuritas menunjukkan, Indocement mampu mencatatkan penjualan sebanyak 1,6 juta ton pada bulan Agustus 2023 atau tumbuh 2,8% dibanding bulan sebelumnya (mom), dan naik 7,9% dari periode sama tahun lalu (yoy). Sehingga, emiten produsen semen dengan merek Tiga Roda tersebut mencatatkan total penjualan sebanyak 10,8 juta ton dalam delapan bulan 2023 atau naik 7,7% dari periode sama 2022.

Kenaikan penjualan juga dibukukan oleh Semen Indonesia. Emiten Pelat Merah tersebut meraup penjualan sebanyak 3,1 juta ton pada bulan Agustus, naik 4,2% dibanding bulan sebelumnya, dan tumbuh 13,4% dari tahun lalu, dengan angka kumulatif selama delapan bulan 2023 mencapai 20,2 juta ton atau meningkat 6,2% dibanding periode sama 2022.

Daniel menyebut, peningkatan penjualan Indocement dan Semen Indonesia sejalan dengan volume penjualan semen domestik yang juga tumbuh 2,6% (mom) dan 1,9% (yoy). Meski secara kumulatif penjualannya yang sebanyak 39,2 juta ton selama Januari-Agustus 2023 masih lebih rendah 3,1% dibanding periode sama tahun lalu.

Melihat angka penjualan di dua bulan pertama semester II-2023 yang naik 6,1% yoy mencapai 11,8 juta ton, Samuel Sekuritas (+6,1% YoY) optimistis bahwa permintaan untuk semen akan terus pulih. Hal itu dukung oleh semen curah yang kontribusi penjualannya sudah mencapai 30% di dua bulan pertama semester dua tahun ini, melebihi rata- rata semester I-2023 ebanyak 27,4%, dengan proyeksi pertumbuhan 1-2% di sepanjang tahun ini.

“Kami menegaskan kembali peringkat Netral untuk sektor semen. Kami memproyeksikan volume penjualan semen nasional akan tumbuh tipis 1-2% sepanjang 2023, didorong oleh penjualan semen curah. Kami merekomendasikan buy untuk SMGR dengan target harga Rp 7.925 dan juga buy INTP dengan target harga Rp 12.625,” ungkap Daniel dan Yosua.

Ikuti informasi terkini Konstruksi Media melalui Google News

Baca artikel lainnya:

Artikel Terkait

Back to top button