NewsOPINI

Memaknai Refleksi Pidato Presiden Prabowo Subianto

Oleh: Wakil Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI), Dr. Diding S. Anwar, FMII, 

Konstruksi Media – Pidato inaugurasi Presiden Prabowo Subianto 20 Oktober 2024 di Gedung MPR/DPR/DPD RI Senayan Jakarta dihadiri 35 Perwakilan Negara Sahabat dan 732 anggota MPR. Setelah pengambilan sumpah dan pelantikan sebagai Presiden RI, dalam pidato perdananya Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, menyampaikan pesan mendalam yang relevan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang memegang jabatan penting.

Beliau menggunakan pepatah “Ikan busuk mulai dari kepala”. Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa masalah dalam suatu organisasi atau bangsa sering kali berawal dari pemimpinnya.

Makna ini membawa pesan bahwa tanggung jawab dan integritas seorang pemimpin sangat penting, karena perilaku dan kebijakan mereka memiliki dampak besar pada semua elemen di bawahnya.

Presiden Prabowo juga merujuk pada semboyan “Ing Ngarsa Sung Tuladha” dari Ki Hadjar Dewantara, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Memaknai Ing Ngarsa Sung Tuladha, Pidato Presiden Prabowo, Diding S. Anwar GAPENSI. Dok. Ilustrasi

Dengan semboyan ini, Presiden mengajak setiap pemimpin, dari pejabat publik hingga pemimpin keluarga, untuk menjadi inspirasi bagi lingkungannya melalui teladan yang mereka tunjukkan.

Makna dalam Perspektif Al-Quran

Dalam perspektif Islam, integritas dan teladan seorang pemimpin memiliki landasan kuat dalam Al-Quran.

Berikut beberapa ayat yang menekankan tanggung jawab kepemimpinan dan moralitas:

Surah Al-Baqarah [2:286]

 لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

Lā yukallifu Allāhu nafsan illā wujuhā. Lahā mā kasabat wa ‘alayhā mā ik’tasabat.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”

Contoh Teladan: Pemimpin yang memahami batas kemampuannya akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Seorang pemimpin di perusahaan harus mengetahui batasan timnya dan tidak memberikan beban kerja yang melebihi kapasitas mereka.

Surah An-Nisa [4:58]

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ۖ وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

Inna Allāha ya’murukum an tu’addu al-amānāti ilā ahlīhā wa idhā ḥakam’tum bayna al-nāsi an taḥkumū bil-‘adl.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”

Contoh Teladan: Khalifah Umar bin Khattab dikenal karena keadilan dan amanah dalam memimpin.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Seorang guru harus mendidik murid-muridnya dengan adil, memberikan perhatian yang sama tanpa memandang bulu.

Surah Al-Hujurat [49:13]

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Yā ayyuhā al-nāsu innā khalaqnākum min dhakarin wa unthā wa ja’alnākum shu’ūban wa qabā’ila lita’ārafū. Inna akramakum ‘inda Allāhi atqākum.

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”

Contoh Teladan: Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk menghargai setiap individu, tanpa memandang suku atau ras.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Seorang pemimpin harus menghargai keberagaman di dalam timnya dan menciptakan lingkungan inklusif.

Lantas mengapa pepatah “Ikan Busuk Mulai dari Kepala” penting beliau sampaikan?

Penerapan pepatah ini di berbagai institusi, termasuk keluarga dan masyarakat, membentuk lingkungan harmonis dan produktif. Pemimpin yang bertanggung jawab akan menciptakan masyarakat yang kuat dan berdaya saing tinggi.

Aplikasi pepatah dalam Kehidupan Sehari-hari

Bertanggung Jawab dan Transparan: Pemimpin yang jujur dan terbuka membangun kepercayaan, memberikan rasa aman bagi mereka yang dipimpinnya, baik di pemerintahan, bisnis, atau keluarga.

Menghargai Kontribusi Orang Lain: Setiap individu dalam organisasi memiliki peran penting yang harus dihargai, menciptakan semangat kerja sama dan motivasi di antara anggota.

Menjadi Sumber Inspirasi dan Motivasi: Pemimpin dengan integritas tinggi menginspirasi orang lain untuk bekerja lebih baik dan menjalani hidup dengan prinsip-prinsip positif.

Pidato Presiden Prabowo yang menyebut pepatah “Ikan busuk mulai dari kepala” dan semboyan “Ing Ngarsa Sung Tuladha” adalah pengingat bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang moralitas, etika, dan tanggung jawab. Seorang pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai ini akan membawa kemajuan bagi bangsa dan generasi mendatang. Pesan ini sangat relevan dalam menghadapi tantangan dan mewujudkan Indonesia Emas 2045, sebuah impian bangsa yang berkeadilan, makmur, dan berdaulat di bawah kepemimpinan yang bersih dan berintegritas.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button