BMZ-Tatalogam-Habitat Humanity Gelar Pelatihan SKK Bidang Konstruksi
SKK bidang konstruksi tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi pekerja, yang lebih penting adalah kaitannya dengan kualitas konstruksi yang mereka kerjakan.
Konstruksi Media – German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ), PT Tatalogam Lestari, PT Tata Metal Lestari dan Habitat Humanity Indonesia, menggelar pelatihan Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) di bidang konstruksi.
Hal ini dilakukan mengingat masih banyaknya rumah-rumah di Indonesia, yang belum sesuai dengan standart building code atau standar bangunan layak huni, baik secara konstruksi maupun juga secara aspek sosial. Padahal, Indonesia terletak di cincin api dunia, sehingga amat berisiko terkena bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan lain-lain.
Adapun Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang, Banten serta lima perusahaan swatsa di sektor pengadaan bahan bangunan, termasuk PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) sebagai produsen rangka dan atap baja ringan di Indonesia, menyelenggarakan program yang berjalan hingga 30 September 2023 tersebut.
Baca juga: Aguan Cs Datangi IKN, Jokowi Groundbreaking Hotel Nusantara Bintang 5
“Ketika ada kejadian bencana, banyak korban meninggal bukan hanya karena akibat gempa misalnya. Tapi justru karena rumah yang tidak layak huni itu secara struktur rentan dan mudah roboh sehingga korban bertambah,” ujar Program Development Specialist Habitat Humanity Indonesia Yudha Winarno, dikutip dari kontan.co.id, Minggu (24/9/2023).
Vice President Tatalogam Group Stephanus Koeswandi menjelaskan, SKK bidang konstruksi tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi pekerja, yang lebih penting adalah kaitannya dengan kualitas konstruksi yang mereka kerjakan.
Baca juga: Jokowi Ibaratkan Aguan Cs Bak Lokomotif, Membawa Gerbong Investasi Masuk IKN
Dengan tenaga kerja konstruksi bersertifikat, menurut dia, maka keamanan sebuah bangunan konstruksi jadi lebih terjamin. Dengan begitu, kejadian seperti gagal konstruksi yang bisa berdampak pada jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir.
“Penggunaan produk baja ringan yang sudah memiliki standar SNI ditambah dengan pengaplikasian yang tepat yang dilakukan oleh aplikator yang bersertifikat, dapat menekan risiko terjadinya gagal konstruksi. Untuk itu, sertifikasi aplikator baja ringan selama ini sudah menjadi agenda rutin perusahaan,” kata Stephanus.
Ikuti informasi terkini Konstruksi Media melalui Google News
Baca artikel lainnya:
- Komitmen WEGE pada ESG: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Kuat untuk Masa Depan
- Outlook 2025, Semen Merah Putih Inovasi Konstruksi Keberlanjutan
- WEGE Optimistis Capai Target 2024, Raih Kontrak Baru Rp 2,07 Triliun hingga Oktober 2024
- DAIKIN Terapkan Standar dan QC Jepang di Pabrik AC Full-Scale Pertama di Tanah Air