Konstruksi Media – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Indonesia menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus investasi guna menciptakan kemudahan akses bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, salah satunya melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Kita membuat dana abadi LPDP. Sekarang di universitas bagus di seluruh dunia pasti ada penerima beasiswa LPDP dan kualitas mereka ternyata tidak kalah bagus. Jadi, itu hanya tentang akses,” kata Sri Mulyani dalam kegiatan Indonesia Data and Economic Conference Katadata di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Sri Mulyani menggarisbawahi pentingnya menyediakan dana abadi atau dana pendidikan agar anak-anak Indonesia bisa menembus batasan yang sebelumnya dianggap tidak mampu dilalui.
Baca juga: Cairkan PMN, Sri Mulyani Pilih Hutama Karya Dibandingkan Waskita
Ia pun menyebutkan bahwa Indonesia telah menyiapkan dana abadi sebesar Rp 140 triliun untuk menopang kebutuhan penelitian, dana kebudayaan, dana pesantren, hingga kebutuhan pendaftaran ke perguruan tinggi di seluruh dunia.
Dengan dukungan dana pendidikan, maka pelajar Indonesia bisa memiliki harapan untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Hal itu yang membuat Menkeu meyakini investasi SDM menjadi sesuatu yang penting. Terlebih, Indonesia memiliki jumlah populasi yang sangat besar sehingga negara perlu membuat kebijakan yang difokuskan untuk membuat produktivitas sumber daya manusia Indonesia.
“Makanya, investasi di bidang pendidikan sekarang di keuangan negara itu banyak instrumennya, 20 persen dari anggaran pendidikan dialokasikan,” ujar Menkeu.
Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Pembangunan IKN Tetap Berlanjut, Masuk Program Prioritas RAPBN 2024
Selain itu, Sri Mulyani berharap upaya tersebut juga dapat membuat mental inferior di kalangan masyarakat Indonesia menghilang.
Kendati demikian, Menkeu mengatakan dampak dari dukungan dana pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah saat ini tidak terlihat dalam waktu singkat.
“Itu hasilnya tidak semalam, tidak setahun. Karena menyekolahkan anak hari ini, mulai dari TK, itu mungkin hasilnya baru terlihat 20 tahun atau 25 tahun kemudian. Namun, jalur yang dilakukan sudah benar,” jelas Sri Mulyani.
Baca artikel lainnya: