Konstruksi Media – Peranan teknologi informasi semakin dominan di era revolusi industri 4.0. Terlebih dengan semakin masifnya penerapan machine learning (ML) dan artificial intelligence (AI) akan menjadi salah satu faktor penentu (game changer) dalam meningkatkan daya saing dimasa yang akan datang. Sektor hulu migas terus melakukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini.
Dalam rangka terus melakukan update dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi serta dalam upaya koordinasi di lingkup teknologi informasi yang terus berkembang, SKK Migas dan KKKS menyelenggarakan Rapat Kerja Bidang Teknologi Informasi selama 3 (tiga) hari di Yogyakarta,9-11 Mei 2023. Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Direktur Jenderal Aplikasi Informastika (APTIKA), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta narsumber dari penyedia jasa teknologi informasi dan lainnya.
Kegiatan tersebut merupakan upaya SKK Migas untuk mengawal pelaksanaan transformasi hulu migas yang telah dicanangkan oleh SKK Migas dengan salah satu fokusnya adalah Digitalisasi yang telah diterapkan secara masif di SKK Migas, seperti digitalisasi operasional hulu migas dalam integrated operation center (IOC) yang digunakan sejak malam pergantian tahun 2020 yang kemudian diikuti dengan implemnetasi cloud system, machine learning dan lainnya.
Baca Juga: Dorong Industri Pusat Data, Trakindo Siapkan Green Diesel Genset Berbahan Bakar HVO dan B40
“Digitalisasi yang dilaksanakan oleh SKK Migas sebelum pandemi Covid-19 melanda telah nyata memberikan dampak positif dalam rangka mendukung operasional hulu migas yang tetap kompetitif dan berjalan normal meski saat itu sedang ada kebijakan pembatasan mobilitas pekerja disemusa sektor dalam rangka menanggulangi wabah Covid-19”, kata Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti dalam arahannya pada Raker tersebut.
Shinta mendorong hasil-hasil Raker yang mengambil thema Digitalisasi Hulu Migas Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Melalui Teknologi Cloud dan Machine Learning dapat mendukung transformasi digital yang saat ini tengah berjalan. “Kerja keras SKK Migas dan KKKS untuk mengejar target produksi 1 Juta Barel per Hari Minyak dan 12 Milyar standar kaki kubik per hari gas 2030, sangat membutuhkan dukungan di sektor teknologi melalui penerapan teknologi cloud dan machine learning yang lebih agresif dan masif”, kata Shinta.
Lebih lanjut Shinta menyampaikan bahwa SKK Migas mempunyai berbagai macam data dalam jumlah besar (big-data) yang mana diperlukan kecepatan konsolidasi data serta efisiensi secara proses dan waktu serta keamanan data tersebut untuk kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi menjadi hal yang penting bagi kegiatan operasi hulu migas.
“Dalam rangka mendukung peningkatan kegiatan eksplorasi yang tahun ini dicanangkan sangat agresif dan ditunjukkan dengan rencana investasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2023 mencapai US$ 1,7 miliar atau meningkat 112% dibandingkan realisasi tahun 2022, maka big data akan sangat dibutuhkan agar setiap eksplorasi yang dilakukan menghasilkan temuan hidrokarbon. Oleh karenanya peranan ahli-ahli IT di SKK migas dan KKKS akanmenjadi salah satu kunci sukses dalam keberhasilan kegiatan eksplorasi”, terang Shinta.
Shinta mengingatkan pula bahwa teknologi IT memberikan kemudahan, tetapi juga memiliki potensi ancaman yang serius oleh para hacker dan sebagainya. Karena itu, Shinta menekankan pula agar cyber security menjadi prioritas agar tidak terjadi ancaman dan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian baik materi dan non materi akibat aksi para hacker jahat tersebut.
“Selain itu meningkatan kinerja industri hulu migas, SKK Migas mendorong pula penerapan teknologi IT untuk dapat mendukung penerapan standard HSE di hulu migas sehingga dapat membantu mencegah potensi kecelakaan kerja untuk mewujudkan target zero accident di sektor hulu migas”, imbuh Shinta.
Shinta menginformasikan bahwa perkembangan kedepan hulu migas bahkan dituntut untuk menerapkan teknologi CCS (Carbon Capture and Storage) /CCUS (Carbon Capture Utilization & Storage). Tahun ini regulasi Pemerintah tentang CCS/CCUS telah diterbitkan, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai net-zero emission di tahun 2060. Shinta mengharapkan pembahasan dan implementasi teknologi informasi oleh SKK Migas dan KKKS sudah pula memikirkan peranan teknologi informasi untuk mendukung kebgerhasilan CCS/CCUS hulu migas
Baca artikel selanjutnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK