Konstruksi Media – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk alias produsen Semen Tiga Roda akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 pada Rabu, 17 Mei 2023 mendatang.
Dalam keterangan yang dikutip dari website perseroan, Manajemen Indocement mengundang pemegang saham untuk mengikuti RUPST.
Adapun agenda dalam RUPST Indocement tersebut, di antaranya :
1.Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dan pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2022.
2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2022.
3. Penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit buku Perseroan tahun buku 2023.
4. Perubahan Pengurus Perseroan.
5. Penetapan gaji dan tunjangan lainnya bagi Direksi dan honorarium bagi Dewan Komisaris Perseroan.
“Rapat akan dilaksanakan secara fisik dan elektronik dengan menggunakan fasilitas Electronic General Meeting System yang disediakan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (eASY.KSEI) dan dengan pembatasan kehadiran dalam ruang Rapat, mengikuti ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta terkait penanganan pandemi COVID-19,” ujar keterangan perusahaan, Kamis, (27/4/2023).
Baca Juga : PLN Aliri 100 Persen Listrik ke Pabrik Indocement di Kalsel
Selanjutnya, rapat dapat dilakukan secara fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b POJK 16/POJK.04/2020 (POJK 16) maupun tidak melaksanakan Rapat secara fisik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1) POJK 16.
Kemudian, Rapat dapat juga dilakukan dengan pembatasan kehadiran Pemegang Saham secara fisik baik sebagian maupun seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1) POJK 16, dengan mengacu pada kondisi dan situasi pada saat atau menjelang penyelenggaraan Rapat.
Perseroan menghimbau kepada Pemegang Saham untuk memberikan kuasa secara elektronik (e-Proxy) melalui fasilitas eASY.KSEI. Fasilitas e-Proxy ini tersedia bagi Pemegang Saham yang berhak hadir dalam Rapat sejak tanggal pemanggilan Rapat sampai sehari sebelum hari penyelenggaraan Rapat, yaitu Selasa, 16 Mei 2023 pukul 12.00 WIB.
Informasi Pengumuman Rapat telah dipublikasikan pada Senin, 3 April dan 18 tahun 2023 serta disampaikan ke OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI), situs web KSEI serta dipublikasikan di situs web Perseroan.
Diketahui, hingga kuaral I tahun 2023 perseroan berharap permintaan semen curah maupun kantong mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pasalnya, tahun 2022 di PT Indocement berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,84 triliun, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,03% dari tahun sebelumnya (2021) sebesar Rp 1,78 triliun.
Perseroan mengungkapkan, kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan INTP sebesar Rp 16,32 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 10,5% dari pendapatan di 2021 sekitar Rp 14,77 triliun.
Untuk itu, tahun 2023, INTP memproyeksikan tahun ini permintaan semen curah akan tumbuh. Hal tersebut sejalan dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan terus berlangsung hingga tahun 2045 mendatang.
Sebagaimana diketahui, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., didirikan berdasarkan Akta Nomor 227 tanggal 16 Januari 1985, yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, S.H., dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Nomor 57, Tambahan Nomor 946 tanggal 16 Juli 1985 dengan nama PT Inti Cahaya Manunggal.
Cikal bakal pendirian Perseroan sejatinya telah dimulai sejak tahun 1975 yang ditandai dengan berdirinya PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) yang memiliki pabrik semen dengan kapasitas terpasang sebesar 500.000 ton di wilayah Citeureup, Jawa Barat. Pendirian DICE kemudian disusul dengan berdirinya perusahaan dan pabrik lainnya.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun, telah berdiri delapan pabrik tambahan dengan kapasitas terpasang 7,7 juta ton per tahun yang dikelola oleh enam perusahaan yang berbeda, yaitu PT Distinct Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise, PT Perkasa Agung utama Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise, dan PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise. Keenam pabrik tersebut bergabung menjadi PT Inti Cahaya Manunggal, yang kemudian pada 1985 berubah nama menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa, berdasarkan Akta Nomor 81 tanggal 11 Juni 1985, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris Publik di Jakarta dan telah diumumkan dalam BNRI Nomor 75, Tambahan Nomor 947 tanggal 16 Juli 1985.
Pada 1989, Perseroan menapaki babak baru dengan melakukan Penawaran umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan seluruh sahamnya di bursa efek di Indonesia dengan kode INTP pada 5 Desember 1989.
Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perseroan mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan pembangunan Plant 10 di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Perseroan dengan PT Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi Plant 12 milik Perseroan.
Kemudian, pada 2001, HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd., setelah mengakuisisi 61,7% saham Perseroan. Pada 2008, HeidelbergCement AG mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Ltd. (Inggris), yang 100% dimiliki oleh HeidelbergCement Group.
Pada 2009 Birchwood omnia Ltd., menjual 14,1% sahamnya kepada publik, sehingga kepemilikan saham Indocement oleh HeidelbergCement AG melalui Birchwood Omnia di Perseroan menjadi 51%.
Selanjutya, pada Oktober 2016, Perseroan mulai mengoperasikan pabrik ketiga belas yang disebut Plant 14 di Kompleks Pabrik Citeureup, yang merupakan pabrik semen terintegrasi terbesar milik Indocement dengan kapasitas desain terpasang mencapai 4,4 juta ton semen per tahun dan juga merupakan pabrik semen terbesar yang pernah dibangun oleh Indocement dan HeildelbergCement Group.
Lalu, pada September 2022, Indocement melakukan Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo.
Saat ini Perseroan telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Baca Artikel Selanjutnya :