Konstruksi Media – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bersama Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI UMI) kembali menyelenggarakan sesi Kuliah Umum Keinsinyuran secara daring.
Kuliah Umum Keinsinyuran ini dihadiri lebih kurang 190 peserta yang terdiri dari Insinyur yang aktif di berbagai bidang dan sektor keinsinyuran.
Mengangkat tema “Etika Profesi dan Profesionalisme Menghadapi Era Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA).
Dekan FTI UMI Bapak Dr. Ir. Andi Lamatinulu, IPM berpesan kepada para peserta untuk lebih adaptif lagi di era VUCA dengan terus meningkatkan soft skill maupun hard skill terkait pelaksanaan kegiatan keinsinyuran.
Sementara, dalam paparannya, Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Habibie Razak menyampaikan, skills yang dibutuhkan oleh insinyur untuk bisa bersaing di era VUCA termasuk di antaranya penguasaan Teknologi Digitalisasi dan Otomasi Keinsinyuran.
“Sebutlah penggunaan Big Data memungkinkan buat para Insinyur di dalam mengambil kebutuhan yang tepat, BIM application mampu meresolve isu terkait kompleksitas dan ketidakpastian di mana BIM memungkinkan insinyur di berbagai disiplin berkolaborasi di dalam pengembangan gambar gambar teknik sehingga tidak terjadi clashing antarelemen (structure, piping, electrical, dan sebagainya)” ungkap Habibie.
Wacana atau pun usaha untuk terus mendekatkan perguruan tinggi dan Industri oleh PII bisa dilakukan melalui pelibatan para Insinyur Indonesia yang bekerja di Industri (praktisi) dengan menjadi assessor di Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik dan Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE) yang keduanya adalah Badan Tetap PII.
Baca Artikel Selanjutnya :