AsosiasiHeadlineINFONews

IGLC-33 di Jepang: Menyongsong Masa Depan Konstruksi Ramping dan Keberlanjutan Global

Laporan dari Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D, Ketua IAMKRI

Konstruksi Media – Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi komunitas Lean Construction dunia dengan diselenggarakannya konferensi International Group for Lean Construction (IGLC) ke-33 di Jepang, tepatnya di kota Osaka dan Kyoto. Kegiatan Industry Day dan Workshop berlangsung di Osaka, bertepatan dengan Expo 2025 di Yumeshima, sementara konferensi akademik diadakan di Kyoto University selama tanggal 2-6 Juni 2025.

Menurut Prof. Muhamad Abduh, Ketua Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Ramping Indonesia (IAMKRI), penyelenggaraan IGLC di Jepang sangat signifikan. “Jepang adalah tempat lahir ilmu Lean melalui Toyota Production System, yang kini diaplikasikan juga di bidang konstruksi sebagai Lean Construction atau Konstruksi Ramping,” ujarnya. Namun, ia menyoroti keunikan bahwa meskipun Lean Construction dikembangkan sejak 33 tahun lalu di Amerika Serikat, baru kali ini Jepang menjadi tuan rumah konferensi tersebut.

Mengapa Baru Sekarang di Jepang?

“Pertanyaan mendasar yang muncul adalah mengapa Jepang baru sekarang menggelar IGLC. Apakah para akademisi dan praktisi di Jepang tidak memerlukan pengetahuan Lean Construction? Atau konstruksi di Jepang sudah sangat efisien sehingga tidak perlu Lean?” kata Prof. Abduh.

Dari diskusi panel, terungkap bahwa di Jepang filosofi yang serupa Lean telah melekat dalam budaya kerja sehari-hari tanpa perlu istilah Lean Construction secara formal. Filosofi seperti Shingo Model yang mengedepankan budaya keberlanjutan, continuous improvement, dan keselarasan organisasi sudah lama diterapkan, sehingga dianggap sebagai kebiasaan alami semua pemangku kepentingan di industri konstruksi.

IGLC-33
IAMKRI mengikuti gelaran IGLC-33 di Jepang

Namun, globalisasi dan perubahan nilai generasi baru, serta masuknya tenaga kerja asing, membuka kebutuhan pengajaran Lean Construction secara lebih terstruktur agar filosofi tersebut dapat diwariskan dan diterapkan secara lebih sistematis.

Tantangan dan Pengalaman Expo 2025

Dalam kesempatan Industry Day, Prof. Abduh juga membagikan pengalaman konstruksi untuk Expo 2025 Osaka, yang menjadi tantangan tersendiri dengan waktu persiapan hanya 3,5 tahun akibat pandemi Covid-19. Proyek ini melibatkan koordinasi kompleks antara banyak negara, kontraktor, dan konsultan, di tengah regulasi ketat dan budaya kerja Jepang, seperti larangan lembur dan keterbatasan jumlah pekerja terampil.

“Metode penyelenggaraan proyek sangat bervariasi, mulai dari sayembara hingga Design-Bid-Build (DBB) dan Design-Build (DB). Namun metode kolaboratif seperti Integrated Project Delivery (IPD) belum digunakan, meskipun harapan ke depan adalah penerapan metode tersebut untuk keberhasilan proyek,” ungkapnya.

Baca juga: IAMKRI Akhiri Seri Webinar dengan Pesan Penting: Ilmu Lean Construction untuk Semua Pemangku Kepentingan

Shaping the Future of Construction

Dalam sesi diskusi utama, Prof. Abduh menyampaikan tiga tren utama yang diprediksi akan membentuk masa depan konstruksi secara global:

1. Value yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan

Peraturan konstruksi di Jepang terus berevolusi, termasuk standar gempa yang diperbarui setelah kejadian gempa besar seperti Kobe dan Fukushima. Kini regulasi mengarah ke nilai yang lebih holistik dengan fokus pada aspek keberlanjutan.

2. Metode Penyelenggaraan Kolaboratif

Owner’s engineer dari San Francisco menekankan bahwa metode kolaboratif, seperti Progressive Design Build, menjadi kunci kesuksesan penyelenggaraan proyek di kota metropolitan yang kompleks.

IGLC-33
IAMKRI mengikuti gelaran IGLC-33 di Jepang

3. Implementasi Lean Thinking yang Holistik

Lean thinking tidak hanya tentang efisiensi, tapi juga menjaga kualitas dan keberlanjutan bisnis. Penting diingat bahwa teknologi seperti BIM hanyalah enabler, bukan solusi utama. Automasi juga dipandang sebagai teknologi pendukung yang aplikasinya harus disesuaikan dengan konteks proyek.

Lean Construction: Dari Jepang untuk Dunia

IGLC-33 di Jepang menjadi momen refleksi sekaligus pembelajaran bagi para praktisi dan akademisi dari seluruh dunia. Prof. Abduh berharap laporan seri pandangannya dari sudut pandang akademisi dan profesional dapat memberi wawasan berharga bagi pengembangan Lean Construction di Indonesia.

“Dengan mempelajari praktik terbaik dari Jepang, termasuk budaya kerja dan tantangan global seperti keberlanjutan dan kolaborasi, kita dapat mengadaptasi pendekatan Lean secara lebih efektif,” tutup Prof. Abduh. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp