Mitratel Raih Pengharagaan Satyalancana dari Kemenkominfo
Konstruksi Media – Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, pihaknya berkomitmen membangun program Base Transceiver Station (BTS) Perbatasan di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).
Perusahaan yang telah berkiprah sejak 2011 itu pun mendapat tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Penganugerahan ini merupakan sebuah penghormatan terhadap kontribusi perusahaan bagi pembangunan layanan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia, khususnya di daerah 3T,” ujar Teddy, sapaan akrab Theodorus, dikutip pada Jumat (1/10/2021).
- 4 Gedung Pencakar Langit Tertinggi di Sumatera, Tingginya Nyaris Menembus Awan
- Wakil Ketua Kadin Soroti Dampak ‘Tarif Trump’, Potensi PHK Massal di Industri Konstruksi hingga Manufaktur
- Update Progres Jalan Tol Jambi–Palembang per April 2025: Kurangi Waktu Tempuh hingga 3 Jam
Dalam Mitratel, yang juga bagian dari Telkom Group, Teddy berperan besar dalam pembangunan 516 menara telekomunikasi dan 60 menara transmisi backbone, khususnya di Papua dan Natuna. Dia mengatakan, semua pihak turut terlibat sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan baik walaupun banyak rintangan dan hambatan dalam perjalanannya.
“Ke depan, kami berharap dengan apresiasi ini dapat memberikan energi dan inovasi baru untuk terus berkarya dan semakin dapat memberikan karya positif yang dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi,” katanya.
Adapun program pembangunan ini bertujuan untuk menghubungkan antar wilayah demi mengakomodasi konektivitas telekomunikasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mengakses layanan telekomunikasi dan data secara adil, merata, dan berdaulat di wilayah NKRI.
Penyediaan BTS di wilayah blank spot telekomunikasi merupakan salah satu program Universal Service Obligation (USO) yang dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Program ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kesenjangan telekomunikasi dengan penyediaan layanan seluler telepon dasar di daerah yang belum mendapatkan sinyal.
Hal itu sejalan dengan Program Nawacita yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI. Sampai saat ini, BAKTI telah membangun di 1.682 lokasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya daerah 3T.
“Mitratel mengambil peran dengan ikut berpartisipasi dalam pelelangan umum dari BAKTI melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sejak 2011. Mitratel berperan dalam membangun lebih dari 30 persen menara telekomunikasi yang telah dibangun BAKTI hingga saat ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, Mitratel telah membangun 516 site BTS Perbatasan di seluruh Indonesia, dengan jumlah site terbanyak yang dikerjakan oleh perusahaan di wilayah Maluku dan Papua, yakni sebanyak 364 site atau sebesar 70 persen dari semua site yang telah dibangun Mitratel.
“Selain peran serta strategis di BTS Perbatasan, Mitratel juga berperan dalam pembangunan 60 menara transmisi backbone, khususnya di Papua dan Natuna,” pungkas Teddy.***