News

Medco Energi Catatkan Laba Bersih USD 47 Juta di 2021

Medco melaporkan kinerja keuangan perseroan tahun 2021 yang telah di audit.

Konstruksi Media – Seiring dengan pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, Medco Energi Internasional Tbk (Medco) melaporkan kinerja keuangan perseroan tahun 2021 yang telah di audit, dan mencatatkan laba bersih sebesar USD 47 juta.

Hal tersebut dikatakan oleh COE Medco Roberto Lorato dalam keterangannya, yang mengatakan bahwa tingkat permintaan energi yang sebelumnya rendah akibat COVID-19 pada 2020 kini mulai meningkat.

Ia menambahkan, ketiga segmen usaha Minyak & Gas, Ketenagalistrikan dan Tambang membukukan laba.

Dia menjelaskan, Laba Bersih dipengaruhi oleh dry hole dan penurunan nilai dari Blok Meksiko 10 & 12 total sebesar USD 28 juta, penurunan nilai AMG sebesar USD 15 juta, diimbangi dengan penyesuaian nilai pada Sarulla sebesar USD 47 juta dan DSLNG sebesar USD 25 juta.

“Dengan senang saya laporkan kinerja keuangan yang kuat seriring dengan harga dan permintaan yang pulih pasca COVID. Kinerja Perseroan memungkinkan kami untuk memberikan panduan dividen baru dan target hutang yang lebih rendah,” terang Roberto Lorato, Jumat (10/6/2022).

Kemudian, lanjutnya perseroan mencatat EBITDA sebesar USD 714 juta, meningkat 44% tahun-ke-tahun. Harga jual rata-rata Minyak adalah USD 68/bbl, 69% lebih tinggi tahun-ke-tahun (USD 40/bbl) dan harga penjualan rata-rata tertimbang gas adalah USD 6,5/mmbtu, 26% lebih tinggi tahun-ke-tahun (USD 5,2/mmbtu).

Menurutnya, EBITDA pada kuartal keempat adalah USD 205 juta, meningkat dari kuartal ketiga karena pulihnya harga dan permintaan. Begitu juga dengan belanja modal perseroan yang meningkat menjadi USD 114 juta.

Baca Juga : Medco Power Tandatangani PPTL PLTS di Bali

Hutang konsolidasi sebesar USD 3,0 miliar dan hutang Restricted group (tidak termasuk PT Medco Power Indonesia/MPI) sebesar USD 2,6 miliar, angkat tersebut naik menjadi USD 294 juta tahun-ke-tahun, termasuk penerbitan obligasi AS sebesar USD 400 juta untuk akuisisi Corridor pada Q1-2022. Adapun hutang bersih, tidak termasuk MPI, sebesar USD 1,8 miliar dan rasio Hutang bersih terhadap EBITDA1 2,7x.

Sementara, di sisi lain, Medco melaporkan biaya keuangan lebih rendah 20% dari tahun-ke-tahun sebagai hasil dari penurunan hutang yang konsisten.

Untuk produksi minyak & gas sebanyak 94 mboepd, angka tersebut 6% lebih rendah tahun-ke-tahun.

“Produksi kuartal keempat meningkat 7% dari kuartal ketiga karena pulihnya permintaan pasca Covid-19 lockdown. Biaya produksi Minyak & Gas sebesar USD 9,8 per boe, sesuai dengan panduan Perseroan,” katanya.

Medco Catatkan Laba Bersih USD 47 Juta. Dok. Ist

Kemudian, untuk belanja modal minyak & gas perseroan sebesar USD 83 juta, terutama untuk kemajuan beberapa proyek pengembangan di South Natuna Sea Block B PSC.

“Pengembangan proyek ini akan berlanjut hingga 2022 dengan gas pertama dari lapangan Hiu diharapkan pada 2Q-2022, gas pertama di Proyek Belida Extension pada 4Q-2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada 4Q-2023,” ujarnya.

Sementara, Presiden Direktur MEI Hilmi Panigoro mengatakan perseroan telah mendapatkan perpanjangan PSC (Profil Sharing Contract) selama 20 tahun untuk Blok Senoro-Toili efektif mulai Desember 2027 dan melanjutkan tahap rekayasa untuk pengembangan Senoro Tahap II.

“Saya senang melihat peningkatan kinerja setahun penuh kami yang jauh lebih baik serta dukungan dari para pemangku kepentingan atas perpanjangan PSC Senoro-Toili. Penyelesaian akuisisi ConocoPhillips Indonesia pada bulan Maret telah memperkuat posisi Medco Energi di Asia Tenggara dan mendukung Strategi Perubahan Iklim kami,” papar Hilmi Panigoro.

Lebih jauh, dia menjelaskan, Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 2.718 GWh (atau 32%) dari sumber energi terbarukan. Di mana, penjualan ketenagalistrikan meningkat 8% di kuartal IV karena peningkatan kinerja uap di Sarulla geotermal dan pulihnya permintaan listrik di Batam.

Belanja modal ketenagalistrikan digunakan untuk menyelesaikan commissioning IPP Riau 275MW, pembangunan fasilitas Solar PV 26 MWp di Sumbawa dan pengembangan geotermal Tahap-1 30MW di Ijen, Jawa Timur.

“Pengembangan desain rekayasa Proyek Ekspor Tenaga Surya, Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau setelah mendapatkan izin prinsip impor dari Energy Market Authority (EMA) Singapura. Proyek ini akan memiliki kapasitas terpasang 670 MWp pada tahap awal, yang akan menyediakan 100 MW setara listrik non intermiten ke Singapura,” tuturnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp