Disebut Bakal Bangkrut, Begini Rencana Krakatau Steel Selamatkan Perusahaan
Konstruksi Media – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengklaim telah memiliki sejumlah rencana untuk menyelamatkan diri dari ancaman kebangkrutan. Hal itu ditegaskan Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas.
Roy mengatakan, untuk menyelesaikan kewajiban Krakatau Steel kepada sejumlah krediturnya maka perusahaan telah memiliki sejumlah rencana termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40 persen. Diharapkan langkah yang dimiliki bisa efektif mengatasi ancaman kebangkrutan.
- Menko AHY dan Menteri Dody Bahas Rencana Bangun Tanggul Laut
- ITS bersama Coca-Cola Europasific Indonesia Gelar Kompetisi WasteTrack 2024
- Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Baru Menuju 3 Kota Besar
“Saya pernah menjadi komisaris di Krakatau Steel dan sekarang di subholding KSI. Saya percaya dan yakin, Krakatau Steel tidak seburuk yang disampaikan,” ujat Roy dalam keterangan tertulis dikutip pada Selasa (7/12/2021).
Roy menuturkan, belakangan muncul permintaan agar penjualan KSI hingga sampai 70 persen saham sampai 2023. Hal ini, tambahnya, yang justru akan merugikan Krakatau Steel sebagai pemegang saham mayoritas. “Karena KSI merupakan aset penting dan cash cow dari Krakatau Steel. Bahkan saat ini sekitar 50 persen EBITDA Krakatau Steel berasal dari KSI,” katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa Krakatau Steel bakal bangkrut pada 31 Desember jika tidak ada langkah antisipasi. Menurutnya, untuk penyelamatan Krakatau Steel ada tiga langkah.
Namun demikian, kata Erick, masalahnya, langkah ketiga ini macet. Ada dua restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel dan satu negosiasi ulang dengan Posco terbilang tidak mudah.
“Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default,” kata Erick.
Erick mengungkapkan bahwa kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority alias INA akan berinvestasi di Krakatau Steel.
“Salah satunya sebenarnya kita mengundang, ini bukan jeruk makan jeruk ya, INA untuk berinvestasi. INA sebenarnya kan kita juga untuk investasi, sehingga barangnya tidak lari ke luar,” pungkas Erick.***