Archived

Gantikan Genset, PLN Bangun Jaringan Listrik Ke Pelosok Sulsel Dengan Anggaran Rp657 Juta

Untuk mencapai dusun tersebut, petugas kami harus menempuh jalanan yang terjal dan licin saat hujan, pastinya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami

Awaluddin Hafid, General Manager PLN UIW Sulselrabar

Konstruksi Media – Salah satu pelosok di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kampung Bonti, Desa Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, seringkali masih menggunakan genset dan pelita untuk penerangan di rumah warga.

Kini, PLN berhasil membangun jaringan listrik ke area terpencil itu. Sedikitnya, anggaran yang dikeluarkan Rp657 Juta untuk melistriki 45 Kepala Keluarga (KK) atau sebesar Rp 14 juta untuk setiap KK.

“Dengan terlistrikinya dusun tersebut, menjadi bukti bahwa PLN terus berupaya menghadirkan keadilan listrik untuk masyarakat hingga ke seluruh pelosok negeri,” ujar General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar), Awaluddin Hafid dalam keterangan tertulis, Kamis (20/5 /2021).

Diketahui, kampung Bonti berjarak ± 14 km dari Jalan Poros Pangkep-Maros. Namun untuk dapat menghadirkan listrik, PLN harus berjalan dengan jarak sekitar 4 km dari Kantor Kecamatan Balocci.

Dalam membangun jaringan listrik ke dusun tersebut, dibutuhkan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 1,1 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 3,47 kms dan Gardu Distribusi dengan kapasitas daya sebesar 50 kilo Volt Ampere.

Dengan pembangunan tersebut, kelistrikan di Kampung Bonti kini tersambung dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan, sehingga lebih andal.

“Untuk mencapai dusun tersebut, petugas kami harus menempuh jalanan yang terjal dan licin saat hujan, pastinya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” terang Awaluddin.

Ketua RW Bonti, Abdul Haris mengungkapkan terimakasih kepada PLN karena sudah lama warga desa itu mengharapkan listrik.

“Terimakasih kepada PLN, yang telah melistrik Kampung Bonti, semoga dengan hadirnya Listrik ini dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat,” ucap Abdul Haris.

Dirinya juga menjelaskan, kondisi sebelum ada listrik PLN di kampung Bonti, masyarakat biasa menggunakan pelita dan genset. Kebutuhan akan bahan bakarnya bisa mencapai 4 liter itupun hanya sampai jam 10 malam saja.  ***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button