ENERGIMining

Kementerian ESDM Proyeksikan Konstruksi Hilirisasi Tambang Bakal Dimulai pada 2025

Badan usaha yang telah disetujui persetujuan hilirisasi, beberapa di antaranya tengah menyiapkan studi kelayakan.

Konstruksi Media, Jakarta – Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lana Saria mengatakan, program hilirisasi batubara masih terus berlanjut pada 2024 dan badan usaha yang telah disetujui, belum memulai konstruksi hilirisasi pada tahun ini.

Menurut dia, salah satu persyaratan dari perpanjangan PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) adalah memiliki program hilirisasi.

Baca juga: Komit Dukung Hilirisasi, PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara

“Program hilirisasi yaitu pengembangan dan pemanfaatan batubara menjadi sumber energi lain, dengan badan usaha yang telah kita perpanjang memiliki rencana output yang berbeda-beda. Perencanaannya belum ada yang dimulai,” kata Lana Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja 2024 ESDM di kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Ia mengatakan, sejumlah badan usaha masih menyiapkan studi kelayakan. Sedangkan beberapa lainnya, masih mencari mitra pihak ketiga untuk menjalankan konstruksi hilirisasi.

Saat ini, kata dia, badan usaha yang telah disetujui persetujuan hilirisasi, beberapa di antaranya tengah menyiapkan studi kelayakan. Sementara itu, badan usaha yang menjalankan konstruksi juga mencari mitra yang bisa bersama menjalankan hilirisasi.

“Konstruksi hilirisasi baru akan dimulai pada 2025 dengan rencana output yang berbeda-beda,” ucap dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Indonesia Mining Association, Ezra Leonard Sibarani menyebutkan sumber daya batubara Indonesia masih mencapai 99,19 miliar ton dengan cadangan 35,02 miliar ton. Asumsi produksi batu bara sebesar 700 juta ton per tahun, cadangan batu bara baru diperkirakan akan habis dalam 47-50 tahun ke depan.

Baca juga: Bangun PLTGU 450 Megawatt, Komitmen AMMAN Dukung Hilirisasi Tambang

Di sisi lain, jika batu bara digunakan sendiri untuk kebutuhan dalam negeri yang diproyeksikan mencapai 200 juta ton per tahun, dengan pertumbuhan tren kendaraan listrik (EV), umur cadangan batu bara dapat mencapai 150 tahun.

Saat ini, tantangan utama dalam transisi energi ke arah penggunaan energi baru terbarukan adalah biaya yang besar, mencapai Rp 3.500 triliun. IMA pun merokemendasikan agar mempertimbangkan penggunaan batu bara lebih dari 2060 (target new zero emission) dengan konsep clean coal, untuk mengurangi emisi secara signifikan.

Artikel Terkait

Back to top button