FQHSE BUMN Godok Strategi Dekarbonisasi di Sektor Konstruksi
Perusahaan yang menyumbang emisi tidak terkendali, tentu bisa terkena penalti baik dari sisi administrasi dan lainnya.
Konstruksi Media (19/9/2023) – Ketua Umum FQHSE BUMN Konstruksi Subkhan membuka Forum Group Discussion (FGD) berkaitan dengan “Strategi Dekarbonisasi di Sektor Konstruksi” terselenggara di Kantor Nindya Karya (Persero), Jakarta, Selasa (19/9/2023) hari ini.
Menurut dia, bukan hanya BUMN saja yang mendapat mandatory menyangkut isu dekarbonisasi ini, akan tetapi seluruh sektor harus turut terlibat untuk menjaga bumi tetap lestari serta menjaga aspek keberlanjutan.
Namun, yang tidak kalah penting lagi adalah dari segi aspek bisnis. Sebab, saat ini green financing atau green funding sudah menjadi syarat utama dalam penerapan green, dekarbonisasi, dan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG).
Baca juga: Rakernas Forum QHSE BUMN, Excellent to Get The Highest Achievement
“Apalagi kita tahu semua perusahaan konstruksi di Indonesia tidak hanya bermain di kontraktor secara umum saja, semuanya sudah bermain di sektor investasi,” kata Subkhan saat membuka forum QHSE di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Maka itu, sebagai bagian dari pelaku, objek dan subjek, Subkhan harapkan anggota di FQHSE yang didominasi dari BUMN Karya ini harus melek lebih awal terkait isu dekarbonisasi, supaya dapat membantu perusahaannya masing-masing.
“Kalau nanti standarnya kita buat dan nanti terlibat dalam penyusunan peraturan menteri dan sebagainya, mudah-mudahan kepentingan kita di dunia industri dan usaha sektor ini terakomodir dari sisi pembiayaannya dan sebagainya, sehingga nantinya sangat mendukung perusahaan kita masing-masing,” tutur dia.
Ia menekankan, arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sangat penting mengenai target konstruksi atau infrastruktur yang tidak hanya menyinggung soal biaya mutu dan waktu, tetapi ada mandatory ihwal berhasilnya estetika, kelestarian lingkungan, dan keberlanjutan.
“Maka itu apapun yang menjadi concern kita dari hulu sampai hilir, itu ke depan sekarang dan seterusnya itu wajib menjalankan aspek-aspek keberlanjutan. Bagaimana kita mengefisienkan energi, saving cost, penggunaan material yang ramah lingkungan untuk bekerja yang berbasis engineering ini,” ucapnya.
Sebagai bagian dari regulator, ia berharap para pengurus dan anggota FQHSE ini nantinya juga mempunyai lisensi atau sertifikasi yang berkaitan dengan green, ESG, dan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Sehingga, kata dia, nantinya dapat bermanfaat baik untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan masing-masing ataupun untuk syarat perusahaan masing-masing pada saat mengajukan beberapa proposal pendanaan terkait investasi infrastruktur dan lain-lain.
Baca juga: 3 Poin Strategis Pertemuan FQHSE BUMN Konstruksi dengan Gubernur Lemhanas
“Kalau kita punya lisensinya, ngapain ke depannya selalu menggunakan konsultan. Jadi itu yang menjadi concern kita bagaimana SDM kita dan pengurus forum dipermudah atau mendapatkan kemudahan dalam meningkatkan pengembangan dan kompetensi, khususnya di bidang-bidang spesifik yang saat ini dan ke depan menjadi primadona seperti green, ESG dan sebagainya itu akan menjadi sektor masa depan,” tutur dia.
Sebab, ke depan ia sudah mendengar kabar bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan disuntik mati. Bahkan nantinya di peraturan menteri, berkaitan dengan dekarbonisasi, maka perusahaan yang menyumbang emisi tidak terkendali, tentu bisa terkena penalti baik dari sisi administrasi dan lainnya.
“Dan sebaliknya bagi yang komitmen dan berefek positif bagi dekarbonisasi itu mendapat insentif, apakah itu karbon tax, apakah itu nanti insentif dalam karbon trading, dan sebagainya,” ucapnya.
Ia pun mengajak rekan-rekan BUMN Karya ke depannya harus punya semangat sama untuk mengimplementasikan seluruh pedoman yang ada kaitannya dengan SMKK dan peraturan turunannya. Subkhan tidak mau ada perusahaan di BUMN Karya yang penerapan implementasinya masih di bawah standar.
“Kalau ada yang bagus, ya minimum standarnya (QHSE) kita ikuti, karena selalu menjadi evaluasi di tingkat kementerian,” kata dia.
Ia meyakini ke depan kolaborasi forum QHSE BUMN ini dapat memberi manfaat, terutama untuk menguatkan sasaran bisnis BUMN Karya.
“Ke depan agar lebih baik dan concern dengan dekarbonisasi, green, ESG harus kita kokohkan, harus kita kuatkan untuk membantu bisnis kita ke depan agar di BUMN karya mempunyai daya saing tingkat global,” tutur dia.
Sementara, Senior Vice President QHSE PT Nindya Karya Dedikasi Firansyah mengatakan, terkait dengan dekarbonisasi, maka ke depannya akan menjadi concern bersama dalam dunia konstruksi bagi BUMN Karya.
Ia pun mengingatkan pentingnya menetapkan baseline sebagai dasar kalkulasi emisi dalam kegiatan konstruksi.
“Bagaimana kita ke depan membuat suatu program, action plan, memitigasi, diharapkan ada action plan tindak lanjut yang konkret,” ucapnya.
Mengenai standar implementasi, nantinya diharapkan di BUMN Karya dapat berjalan selaras. Dedikasi berharap, dengan adanya forum ini ke depan para anggota forum ini dapat menjalankan standar terkait strategi positif terkait dekarbonisasi.
“Sehingga apa yang kita rencanakan bersama, implementasi terkait dekarbonisasi bisa dilakukan segera dan bisa disamakan (selaras) antara BUMN Karya,” kata dia.
Turut hadir dalam FGD ini di antaranya Dr. Rudiyanto ST., MT, Dosen Departemen K3 Universitas Indonesia Prof. Dr. Indri Hapsari Susilowati, SKM., MKKK, perwakilan PT PP Agni Syah Putro, perwakilan Nindya Karya Hana Fajrianti, perwakilan PT. Adhi Karya Iqbal Lalu K, perwakilan PT. Perumnas Ngadi Purnomo, perwakilan PT. Waskita Karya Rezza Irawan, perwakilan PT. Brantas Abipraya Andrik A. K, perwakilan Id Survey Daniel Mahardika.
Kemudian, perwakilan PT. Yodya Karya Rois Savero, perwakilan Konstruksi Media Bahar Yahya, perwakilan PT. Wijaya Karya Rachmawati, perwakilan PT. Hutama Karya Yudhi S, perwakilan PT. Amarta Karya Kahfi D, perwakilan Intitut Teknologi Petroleum Balongan Masjuli, Forum QHSE Cindy F. S.
Ikuti informasi terkini dari Konstruksi Media melalui Google News:
Baca artikel lainnya: