Budi Karya Bangga, LRT Jabodebek Dikerjakan Anak Bangsa
Ini merupakan pencapaian besar pembangunan di sektor transportasi yang semakin maju. Kita juga harus bangga karena ini dikerjakan para anak bangsa.
Konstruksi Media – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak semua pihak berbangga hati dengan beroperasinya Lintas Raya Terpadu Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi atau LRT Jabodebek. Disebutnya, kereta yang dapat berjalan tanpa masinis itu, 90 persen merupakan karya atau dikerjakan oleh anak bangsa.
“Kapan lagi kita punya produk anak bangsa yang kita hargai,” kata Budi Karya Sumadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Menurut dia, kehadiran Lintas Raya Terpadu Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi atau LRT Jabodebek menjadi wujud nyata dari modernisasi transportasi publik.
Baca juga: Lima BUMN Berjasa Bangun LRT Jabodebek
Dengan penggunaan teknologi tinggi yang semakin mumpuni, ujar Menhub Budi, diharapkan pelayanan moda transportasi publik menjadi semakin andal, selamat, aman, dan nyaman.
“Alhamdulillah ini menjadi hari yang bersejarah dan merupakan pencapaian besar pembangunan di sektor transportasi yang semakin maju. Kita juga harus bangga karena ini dikerjakan para anak bangsa,” ujar Menhub.
Lebih lanjut, Menhub menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah bekerja sama mendukung pengerjaan proyek LRT Jabodebek hingga akhirnya hari ini bisa diresmikan dan beroperasi
dengan baik.
“Ini berkat kepemimpinan dan keberanian bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan inspirasi besar untuk membangun transportasi publik yang ramah lingkungan, modern, dan maju. Setelah kita punya MRT, lalu sekarang kita punya LRT. Sebentar lagi masyarakat akan segera menikmati layanan Kereta Cepat Jakarta–Bandung,” tutur Menhub.
LRT Jabodebek, sudah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lain di Ibukota dan sekitarnya, yakni dengan Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapid Transit/Bus Raya Terpadu (BRT) dalam hal ini TransJakarta, JakLingko hingga nantinya akan berintegrasi dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menhub Budi berharap, konsep pembangunan transportasi publik di kawasan Jabodetabek yang terintegrasi satu sama lainnya, dapat menjadi contoh pengembangan di kota-kota lainnya.
Baca juga: LRT Jabodebek, Milestone Moda Transportasi Massal Tanpa Masinis di Indonesia
Untuk diketahui, LRT Jabodebek akan beroperasi secara driverless atau tanpa menggunakan masinis di dalamnya. Dengan menggunakan sistem Communication based-train Control (CBTC) dengan Grade of automation(GoA) level 3, LRT Jabodebek akan beroperasi di 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.
Di awal beroperasi, LRT Jabodebek ditargetkan dapat mengangkut sekitar 137.000 penumpang. Kapasitas angkut atau daya tampung dalam satu rangkaian mampu mengangkut 1.308 penumpang dengan rangkaian 6 kereta pada setiap trainset/rangkaian LRT Jabodebek. Sedangkan jam operasionalnya di jadwalkan mulai pkl. 05.00 – 23.37 WIB, yang beroperasi pada tiga lintas pelayanan yaitu dari Cawang ke Dukuh Atas, Cawang – Bekasi timur dan Cawang Cibubur.
Stasiun LRT Jabodebek juga terkoneksi dengan transportasi lain seperti Commuterline, MRT Jakarta, TransJakarta, Mikrotrans, Kereta Cepat Jakarta Bandung, Trans Patriot, dan angkutan kota. Adapun panjang lintasan LRT Jabodebek adalah 42,1 KM dengan 434 perjalanan sehari yang terdiri dari 31 rangkaian dan rata-rata head way atau jarak kedatangan antar Kereta adalah 3-6 menit.
Baca artikel lainnya: