News

HDII Gelar Seminar di ICE BSD, Bahas Apa Ya?

Ke depan kita perlu ada satu peningkatan dari nilai value desainer seperti yang diharapkan pemerintah, dan sejauh mana memberikan kontribusi desain interior terhadap perekonomian nasional.

Konstruksi Media – Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) menyelenggarakan kegiatan seminar membahas mengenai masa depan desain interior di Indonesia.

Tidak dipungkiri desain sebuah proyek bangunan mampu meningkatkan value bangunan itu sendiri. Bayangkan saja, jika suatu gedung yang kosong melompong tanpa adanya properti-properti pendukung seperti meja, kursi, pajangan, dan lainnya. 

Tentunya tidak akan memiliki nilainya, meski sekalipun menggunakan lantai marmer yang paling mahal. Akan tetapi jika suatu gedung yang di dalamnya diisi berbagai proper seperti sofa untuk menerima tamu, terdapat pajangan pohon maupun dedaunan plastik, hingga terdapat meja penerima tamu, akan jauh lebih indah dan bernilai.

Maka dari itu, HDII sebagai organisasi desain interior hadir membawa nilai (value) untuk suatu proyek gedung maupun perkantoran hingga hunian (tempat tinggal).

Saat ditemui Konstruksi Media, Ketua Umum HDII Rohadi Sumardi S.Sn., M.Si., HDII., mengatakan kegiatan hari ini mengangkat tema besar “The Future of Design”. 

“Tema ini mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan kedepan ini dan kita perlu ada satu peningkatan dari nilai value desainer, peningkatan value dari desain itu sendiri dan juga seperti yang diharapkan pemerintah bahwa sejauh mana kontribusi desain interior terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia,” ungkapnya kepada Konstruksi Media di ICE BSD, Sabtu, (14/09/2024).

Ketua Umum Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII), Rohadi Sumardi. Dok. Konstruksi Media

Dia mengatakan, dari 17 subsektor perekonomian di Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nasional, desain interior di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan kontribusi yang cukup bagi negara.

“Sebagaimana yang disampaikan oleh pembicara dari Kemenparekraf bapak Muhammad Neil El Himam (Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf) bahwa HDII itu memiliki kontribusi sumbangan ke pemerintah beberapa persen untuk PDB Nasional. Ini sangat penting bahwa nantinya dampak apa yang dilakukan HDII terhadap industri jasa konstruksi, itu akan berdampak pada tenaga kerja,” ucap Rohadi.

Dari kegiatan-kegiatan ini, ke depan Rohadi berharap, HDII akan lebih dibutuhkan di mata pemerintah, masyarakat, maupun jasa konstruksi. Yang jadi pertanyaan seberapa besar daya serap profesional desain interior dan keterlibatan profesional desain interior dalam setiap proyek pemerintah?.

Rohadi mengatakan, saat ini HDII berusia ke 41 tahun, dan pada 17 Januari 2025 nanti  bertambah menjadi 42 tahun, tentunya sudah berfikir bagaimana HDII bisa dapat mengemban tugas untuk mengembangkan bidang desain interior menjadi bidang yang strategis.

“Karena dengan adanya HDII di bawah kualifikasi (Arsitek Landscape, Iluminasi dan Desain Interior) yang dulu kita kualifikasinya dari arsitektur dan tentunya ini mempunyai dampak yang lebih spesifik dan mempunyai dampak di jasa konstruksi yang lebih besar,” tuturnya.

Terkait tata keprofesian, HDII ini berada dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan tetapi dalam pengembangannya karena HDII merupakan bagian dari desain, kata desain itu juga menjadi salah satu harapan dari Kemenparekraf untuk bisa dikembangkan.

“Jadi kami itu ada dua sisi yang bisa kita karyakan. Satu karya profesional jasa konstruksi dan yang satu karya kreatif sebagai seorang desainer. Sehingga proyek-proyek yang dikerjakan diharapkan bisa terukur, baik di dalam maupun di luar negeri,” paparnya. 

Saat ini para desain interior itu sudah sangat puas, cakupannya bukan lagi dekorator melainkan profesional atau ahli. Sebab kalau dulu belum ada perubahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020, HDII masih sebagai dekorator interior bukan desain interior.

“Kalau dulu kualifikasinya dekorator bukan sebagai profesional atau ahli. Sekarang ini dengan KBLI 74120 yang di support oleh Kemenparekraf kita sudah mempunyai nomor nomenklatur sendiri dan menjadi profesional atau ahli,” bebernya.

Tentunya, lanjut, Rohadi, ini yang akhirnya meningkatkan nilai tambah, bahwa desain interior itu tidak lagi dikatakan sebagai dekorator tapi sudah profesional. 

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button