Teknologi Mumpuni LRT Jabodebek, Meluncur Tanpa Masinis
LRT Jabodebek merupakan karya anak bangsa dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen.
Konstruksi Media – LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan moda transportasi kereta lain, lantaran menggunakan sistem Grade of Automation (GoA) Level 3 atau generasi ketiga.
Juru Bicara Kementeruan Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan, teknologi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel.
“Dengan teknologi ini, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman,” kata Adita melalui keterangan resmi, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun
Selain itu, kata dia, LRT Jabodebek merupakan karya anak bangsa dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen, termasuk sarana kereta api yang merupakan buatan PT Industri Kereta Api atau Inka.
Ia mengatakan, LRT akan menggunakan sistem communication-based train control (CBTC) dengan GoA level 3. Sistem CBTC adalah sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi serta tanpa masinis.
Baca juga: Gapensi Gelar Rakernas Berbarengan dengan IndoBuildTech Expo 2023
Menurut dia, Kemenhub secara intensif melakukan serangkaian pengujian LRT Jabodebek, baik dari sisi kesiapan sarana, prasarana maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan operasi dan aspek keselamatan telah terpenuhi ketika nantinya LRT Jabodebek dioperasikan.
“Progres kesiapan baik dari sisi sarana, prasarana dan SDM rata-rata sudah mencapai sekitar 97 persen. Pengujian akan terus kami lakukan bersama dengan pihak operator. Jika masih ditemukan adanya kekurangan, tentunya harus segera dilakukan perbaikan dan penyempurnaan,” ujarnya.
Ia mengatakan, pengujian yang dilakukan terkait SDM, yakni train attendant, penyedia, hingga pengawas stasiun. Kemudian dengan pengendali operasi terpusat kereta otomatis, petugas pemeriksaan, dan petugas perawatan sarana dan prasarana.
“Tidak lupa sarana prasarana seperti stasiun, rel, persinyalan, dan lain-lain pun dimatangkan,” ucap dia.
Baca artikel selanjutnya: