ApartemenPROPERTY

Korpri Usulkan BP Tapera Kolaborasi dengan Taspen Bangun Apartemen untuk ASN

Problem terbesar ASN muda adalah rumah.

Konstruksi Media – Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) Zudan Arif Fakrulloh mengusulkan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dapat berkolaborasi dengan PT Taspen (Persero) untuk membuat skema pembiayaan untuk membangun apartemen yang nantinya ditempati Aparatur Sipil Negara (ASN) muda atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dia berpendapat, nantinya setiap ASN atau MBR diharuskan membayar uang sewa apartemen selama 5-10 tahun. Namun, pada tahun ke-10 uangnya dikembalikan lagi ke ASN. Di sisi bersamaan, Taspen mengelola dana tabungan dan asuransi milik Pegawai Negeri Sipil. Jadi, uangnya bisa dimanfaatkan untuk skema semacam ini. Zudan menyebut hal ini bisa dilakukan guna menyejahterahkan kaum pekerja.

“Misalnya 10 tahun kumpul Rp 100 juta, itu dikembalikan. Nah sedangkan hasil usahanya masuk ke BP Tapera. Nah ini bisa menjadi pemikiran bagi BP Tapera, bisa kerja sama dengan PT Taspen, karena di sana ada Taspen Properti. Nah ini bisa berkolaborasi,” kata Zudan saat hadir menjadi pembicara Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan BP Tapera di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: 4 Kriteria Rumah MBR Bebas PPN 11 Persen, Harga Terjangkau

Zudan mengakui, ide ini mencuat usai dirinya melakukan studi ke Korea Selatan terkait dengan penyediaan perumahan para ASN baru. Di sana ASN muda mendapat tempat tinggal berupa apartemen gratis. Hanya saja, ASN itu diharuskan menitipkan uangnya ke pengelola selama masa tinggal. Setiap bulan diharuskan membayar sekitar Rp 1 juta selama 5 tahun.

“Nah selama 5 tahun uang ini dikelola oleh pengelola apartemen yang di bawah pemerintah untuk dikembangkan selama 5 tahun,” tutur dia.

Menurut Zudan, setelah memasuki tahun kelima, maka uang itu dikembalikan lagi semuanya ke para ASN untuk dipergunakan membayar uang muka rumah. Sementara bunganya masuk ke pengelola apartemen.

“Kalau sewanya sedikit, apartementnya sedikit, maka apartemennya kecil. Sementara yang sudah berkeluarga, apartemennya dua kamar atau tiga kamar, bisa besar. Tetapi nanti kalau dikembalikan uangnya untuk beli uang muka rumah,” katanya.

Zudan menilai skema seperti di Korea Selatan itu sebetulnya bisa diadopsi di Indonesia. Ketimbang dalam setiap bulannya ASN ataupun MBR harus mengeluarkan kocek lebih untuk membayar biaya sewa indekos selama bertahun-tahun. Imbasnya, uang muka untuk membeli rumah jadi tidak terkumpul.

“Problem terbesar ASN muda adalah rumah. Karena mencari yang murah, rumahnya jauh dari kantor, akhirnya berdampak panjang. Cost-nya tinggi, baik waktunya, banyak, beli bensinnya mahal, naik angkutan umum mahal sehingga waktu untuk keluarga juga menjadi semakin terbatas. Ini ide yang saya sampaikan semoga bermanfaat,” tutur dia.

Baca juga: PUPR Nilai Backlog Masih Tinggi, Berimbas ke Penyediaan Rumah MBR

Dia berharap dengan adanya FGD ini dapat membuka perspektif stakeholder terkait, utamanya PT Taspen dan BP Tapera.

“Semoga dengan pertemuan-pertemuan seperti ini kita terus bisa membangun chemistry untuk menyejahterakan para ASN. Kita concern agar ASN muda bisa memiliki rumah termasuk masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Zudan.

Baca artikel lainnya:

Artikel Terkait

Back to top button