KONSTRUKSI MEDIA – Memiliki rumah impian bisa menjadi kenyataan bagi setiap individu, khususnya mereka yang sudah berkeluarga. Ada beragam cara untuk mewujudkannya, bisa dengan membeli kaveling atau tanah kosong lalu membangun sendiri, bisa juga membeli rumah siap huni alias sudah jadi.
Property Influencer Talita Crusita Santoso memberikan saran agar masyarakat yang ingin membeli atau membangun rumah impian tidak asal memilih pengembang tanpa mencari tahu lebih jauh asal usulnya. Rekam jejak pengembang penting diperhatikan sebelum seseorang membangun dan memiliki rumah pertama agar dapat mengetahui kualitas dan komitmen pengembang dalam mengerjakan dan menyelesaikan properti yang dijanjikan.
“Ini akan menentukan apakah nanti dibangun atau tidak rumah yang kita impikan,” ucap Talita dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (8/6/2023) seperti dikutip dari Antara.
Dengan demikian, hal tersebut bisa mencegah masyarakat untuk tidak sembarang memberikan uang muka dan memberikan cicilan terlebih dahulu. Pasalnya, sudah banyak terjadi kasus pengembang yang tidak jadi membangun perumahan, padahal sudah ada konsumen yang memberi uang muka dan mencicil.
Baca Juga: Lebih Bagus Bata Merah atau Hebel untuk Material Konstruksi Dinding?
Selain memperhatikan rekam jejak pengembang, Talita menyebutkan lokasi properti dan fasilitas merupakan aspek lainnya yang patut diperhatikan sebelum membeli rumah. Lokasi sangat menentukan konsumen untuk membeli properti.
Namun, lokasi properti yang ingin dimiliki tidak harus berada di tengah kota. Yang terpenting, lokasinya mudah dijangkau dengan transportasi publik maupun kendaraan pribadi.
Dari aspek fasilitas, para konsumen harus memperhatikan fasilitas yang ditawarkan pengembang lantaran membeli rumah tidak sekadar memiliki tempat tinggal. Tetapi, juga membeli kawasan yang dilengkapi dengan ragam fasilitas menarik.
Senada, Life Coach and Growth Consultant Jonathan End menambahkan, mencari pengembang terpercaya merupakan salah satu faktor terpenting sebelum memiliki hunian agar konsumen dapat menilai properti dan fasilitas yang dihadirkan. “Takutnya pengembang tidak benar, maka cari pengembang yang bagus,” kata Jonathan.
Di sisi lain, ia menilai pengelolaan keuangan menjadi salah satu faktor lain, terutama pengaturan pendapatan dengan bijak agar calon pembeli rumah tidak menerapkan pola hidup yang konsumtif. Dengan menerapkan pola ini maka konsumen akan mengetahui prioritas utamanya adalah membeli rumah.
Melalui pengaturan pendapatan, pengeluaran yang lain akan dikurangi untuk dialihkan kepada investasi dengan tujuan membeli rumah. Penyisihan investasi harus dilakukan di awal agar pendapatan tidak habis begitu saja.
Konsumen, sambung Jonathan, juga perlu meninjau promo yang ditawarkan dari pengembang dan lembaga keuangan untuk membeli sebuah properti, seperti promo dan kemudahan mendapatkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kedua hal ini sangat membantu bagi konsumen yang ingin memiliki rumah pertama.
“Ketika sudah keluar rincian cicilan per bulannya (KPR) misalnya Rp2 juta sampai Rp3 juta, kita dapat memperkirakan alokasi anggaran membeli properti. Seiring waktu, nanti penghasilan dan kemampuan di pekerjaan bisa meningkat untuk menambah pemasukan,” ujar dia menambahkan.
Baca artikel selanjutnya: