Konstruksi Media – Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan. Di mana FEB Undip berhasil meraih peringkat 2 sebagai Sekolah Bisnis terbaik di Indonesia versi Edurank untuk tahun 2023 yang di umumkan lembaga pemeringkatan tersebut.
Dekan FEB Undip, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si mengucapkan syukur Alhamdulillah dan menyambut baik pencapaian ini serta menyatakan bahwa prestasi ini tidak lepas dari dukungan seluruh sivitas akademika FEB Undip.
Menurutnya Edurank adalah sebuah lembaga pemeringkatan internasional independen di Amerika yang mengukur kinerja universitas dan fakultas di seluruh dunia. Metode pengukuran Edurank didasarkan pada beberapa faktor, seperti kualitas pengajaran, riset, serta citra universitas.
Dengan menggunakan basis data 1,24 miliar sitasi dari 44,9 juta publikasi ilmiah terindeks, EduRank membuat pe-ranking-an universitas dalam 13 academic field (bidang akademik) dengan 246 cabang keilmuan.
Dalam pemeringkatan ini, EduRank juga menambahkan indikator keunggulan non-akademis dan popularitas alumni.
FEB Undip menempati peringkat kedua sebagai Sekolah Bisnis dari 73 universitas di Indonesia dengan 3.550 publikasi yang dibuat dan 3.155 kutipan yang diterima.
Adapun topik penelitian utamanya adalah Perbankan Investasi dan Perdagangan Saham, Akuntansi, Pemasaran, Periklanan dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Posisi pertama sebagai sekolah bisnis terbaik ditempati oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), sedangkan peringkat ketiga dan keempat ditempati oleh Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Gunadarma (Gundar).
Kemudian sisanya secara berurutan adalah Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya (UB), SBM ITB, Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Telkom (Telkom).
Prestasi ini menunjukkan komitmen FEB Undip dalam memberikan pendidikan tinggi yang berkualitas serta berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan ekonomi di Indonesia.
“Kami sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian ini. Recognisi internasional adalah bukti kerja keras seluruh dosen, staf, mahasiswa, dan alumni FEB Undip. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di FEB Undip agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada masyarakat dan bangsa,” ujar Prof Suharnomo dalam keterangannya, Sabtu, (15/4/2023).
Dia menambahkan, prestasi ini juga merupakan bukti dari kualitas pengajaran dan penelitian di FEB Undip, yang terus berupaya mengembangkan kurikulum dan mengikuti perkembangan terbaru di bidang ekonomi dan bisnis. FEB Undip memiliki program studi yang bervariasi, seperti akuntansi, manajemen, dan ekonomi.
Tak hanya itu, lanjut dia, FEB Undip juga memiliki fasilitas pendukung yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, dan pusat riset dan satu-satunya kampus di Indonesia yang memiliki laboratorium keuangan standard global, Bloomberg Financial Market Laboratory.
Kemudian, FEB Undip juga memiliki kerja sama dengan perusahaan dan instansi terkait untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas pengajaran. Setiap tahun FEB Undip mengirimkan lebih dari 200 mahasiswa yang mengambil double degree dan CTS dengan mitra seperti Curtin University, Saxion University, MBS di Perancis dan berbagai kampus bagus lainnya di dunia.
Di sisi lain, peringkat ini juga merupakan bukti dari komitmen FEB Undip untuk terus menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja.
FEB Undip terus melakukan peningkatan kualitas pengajaran dan memberikan kesempatan untuk mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kemampuan soft skill mereka. Para alumni FEB Undip juga telah terbukti sukses di berbagai bidang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Mereka telah menjadi pemimpin dan pengusaha sukses, serta turut berkontribusi dalam pengembangan bisnis dan perekonomian Indonesia. Beberapa nama tenar sebagai alumni adalah Michael Bambang Hartono, orang terkaya di Indonesia, Menristekdikti Prof Mohammad Nasir dan Dirjen Pajak Suryo Utomo.