Konstruksi BerkelanjutanNews

Festival BSN 2024, Perkuat Infrastruktur Mutu dan Berkelanjutan 

Badan Standardisasi Nasional memiliki regulasi yang mewajibkan SNI ke semua produk material asa konstruksi.

Konstruksi Media – Dalam dokumen Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2025 – 2045 yang dipublikasikan oleh BAPPENAS ditetapkan Visi Indonesia Emas 2045 “Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan”. Untuk mendukung itu, produk-produk yang diproduksi ataupun beredar di Indonesia harus memiliki sertifikasi nasional Indonesia sesuai regulasi yang berlaku.

Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad dalam pembukaan Festival Infrastruktur Mutu Nasional 2024 di Jakarta Convention Center mengatakan bahwa dalam RPJMN 2025-20245 ditetapkan 5 (lima) sasaran utama yaitu : Pendapatan per kapita setara negara maju; Kemiskinan dan ketimpangan berkurang; Kepemimpinan dan pengaruh dunia internasional meningkat; Daya saing SDM meningkat; dan Intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun menuju net zero emission.

Yang menjadi perhatian yakni dimanakah standar berperan?. 

Dia mengatakan standardisasi ternyata berpengaruh terhadap 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5% dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Hal itu berdasarkan laporan dari salah satu lembaga riset terkemuka Eropa, Centre for Economics and Business Research (Cebr), berjudul “The Economic Impact of Standards in Indonesia” yang dipublikasikan Juli 2023 untuk ISO.

Kukuh mengatakan, laporan tersebut,analisis yang dilakukan mencakup periode antara tahun 1994 hingga 2019 di Indonesia dan mengikuti metode internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) untuk mengeksplorasi dampak jumlah standar yang diterapkan terhadap tenaga kerja. 

“Temuan menunjukkan bahwa peningkatan 1% dalam jumlah standar yang diterapkan terkait dengan peningkatan 0,16% dalam produktivitas tenaga kerja selama periode yang dinilai,” imbuhnya.

Dia melanjutkan, standar juga berperan dalam aksi global pencapaian Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) termasuk pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Bahkan, Indonesia sendiri mengadopsi standar yang diterbitkan oleh ISO, dimana BSN mewakili Indonesia menjadi anggotanya, dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Ekonomi Karbon, dimana Indonesia menargetkan Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060, terang Kukuh.

Dirinya mengatakan lingkup infrastruktur mencakup 3 (tiga) pilar, yaitu standardisasi, akreditasi dan metrologi (pengukuran) yang ketiga-ketiganya menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi Nasional (BSN). 

“Kualitas infrastruktur yang baik diyakini akan memberikan banyak manfaat, diantaranya meningkatkan akses pasar, meningkatkan diversifikasi produk, melindungi konsumen dan lingkungan, meningkatkan peluang investasi dan meningkatkan daya saing melalui peningkatan efisiensi industri maupun perdagangan,” beber dia.

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Lembaga konsultan global independen Mesopartner & Analyticar dari Jerman pada Mei 2024, telah menempatkan Indonesia di rangking 27 dari 185 negara dalam Global Quality Infrastructure Index (GQII). Indonesia berada di peringkat 1 di antara negara-negara anggota ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur mutu di Indonesia semakin baik. 

Untuk terus memperkuat Infrastruktur Mutu Nasional, BSN kembali menyelenggarakan Festival Infrastruktur Mutu Nasional (FIMN) 2024 tanggal 12-13 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center. Acara FIMN 2024 dihadiri oleh sekitar 2000 peserta dari Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan para pemangku kepentingan bidang standardisasi, baik dari pemerintah, dunia usaha, kalangan profesional maupun konsumen.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button