AirInfrastruktur

Jokowi Resmikan 3 Infrastruktur Pengendali Banjir di Jabar

Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi sarana olahraga seperti memancing dan lari di jogging track sepanjang 1.357 meter.

Konstruksi Media – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan 3 infrastruktur pengendali banjir di hulu Sungai Citarum, yakni Floodway Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung, dan Kolam Retensi Andir yang berlokasi di wilayah Jawa Barat.

Jokowi mengatakan ketiga infrastruktur tersebut merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Sungai Citarum dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Kota/Kabupaten Bandung.

“Sore hari ini kita resmikan kolam retensi untuk mengendalikan banjir. Kita tahu kalau hujan deras dari dulu di Bandung dan sekitarnya pasti banjir. Untuk itu kita bangun 3 infrastruktur yang kita resmikan yakni Floodway Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung, dan Kolam Retensi Andir,” jelas Jokowi dalam sambutannya di Kolam Retensi Andir, Minggu,(5/3/2023).

Dalam peresmian tersebut juga dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily, Komisi V DPR RI Anang Susanto, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Walikota Bandung Yana Mulyana.

Kolam Retensi Andi yang berlokasi di Jawa Barat yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi. Dok. Ist

Dalam sebuah kesempatan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan selain ketiga infrastruktur pengendali banjir tersebut merupakan bagian dari sistem penanganan banjir Sungai Citarum dari hulu, juga telah diselesaikan normalisasi Citarum, lima polder yang berada di daerah cekungan, yakni Polder Cipalasari-1, Cipalasari-2, Cijambe Barat, Cijambe Timur serta Polder Cisangkuy.

“Dengan infrastruktur yang ada sekarang sudah 81% area yang terkendali banjir, tersisa tnggal 72 hektare. Tahun ini kita pindah ke wilayah hilir Ciliwung, Insya Allah dikerjakan Kolam dan Pompa Cibugel serta Kolam dan Pompa Cigede, termasuk nanti pembuatan tanggul di hilir,” ungkap Basuki.

Dia menambahkan, Floodway Cisangkuy merupakan sodetan sepanjang 5,45 km untuk mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot. Sodetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3/detik yang semula bermuara Baleendah-Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk (hilir), sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

Menurutnya, Floodway Cisangkuy mulai dibangun pada 2015 dan telah selesai 2020 dengan anggaran sekitar Rp631 miliar dengan kontraktor PT. PP.

Kolam Retensi Cieunteung selesai dibangun pada 2018 dengan volume tampung 190.000 m3 dan luas genangan 4,7 hektare yang mampu mereduksi banjir seluas 91 hektare (sekitar 1.250 bangunan/rumah) serta mengurangi banjir yang kerap menggenangi jalur transportasi antara Banjaran-Baleendah menuju Kota Bandung.

“Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi sarana olahraga seperti memancing dan lari di jogging track sepanjang 1.357 meter,” imbuhnya.

Kolam Retensi Cieunteung dilengkapi 4 pompa terdiri dari 1 pompa harian berkapasitas 2 m3/detik dan 3 pompa banjir kapasitas 3,5 m3/detik. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya – PT. Barata (KSO) dengan nilai kontrak Rp203 miliar.

Jokowi Resmikan 3 Infrastruktur Pengendali Banjir di Jabar. Dok. Ist

Selanjutnya Kolam Retensi Andir dan 4 polder dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka menanggulangi banjir musiman di Bandung Selatan sebesar 500 liter/detik.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya sejak Desember 2020 dan selesai pada 2021 dengan nilai kontrak konstruksi Rp141,5 miliar.

Kolam Retensi Andir dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan luas genangan 3,4 hektare, serta volume tampungan hingga 160.000 m3. Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah bisa dikendalikan oleh kolam retensi, dan bisa dipompa kembali ke sungai setelah normal, sehingga akan mereduksi banjir sebesar 210 hektare atau setara 1.250 KK.

Hadir mendampingi Menteri Basuki, Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, Kepala BBWS Citarum Bastari, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button