EnergiEnergi Hijau

Ini Cara KAI Capai Zero Net Emission

Komitmen ini dengan melakukan penggunaan bahan bakar B35 yang lebih bersih dan efisien untuk armada kereta, dan mengelola limbah secara berkelanjutan.

Konstruksi Media – Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Anne Purba menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mencapai net zero emission.

Komitmen terhadap net zero emissions ini dilakukan melalui beberapa langkah strategis seperti implementasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di stasiun, perkantoran, griya karya, depo dan balai yasa. Pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut dilakukan secara bertahap.

“Pada operasional dan sarana kereta, kami mengoptimalkan penggunaan bahan bakar B35 yang lebih bersih dan efisien untuk armada kereta, serta mengelola limbah secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak termasuk penggunaan toilet ramah lingkungan. Salah satu bukti nyata pada komitmen ini, pada tanggal 22 Juli 2024, KAI telah menguji coba B40 pada KA Bogowonto,” ujar Anne Purba, (30/07).

Dia menambahkan, dalam pelayanan penumpang, KAI Group juga melakukan inovasi berupa program paperless dengan pengembangan aplikasi digital seperti Access by KAI dan boarding dengan face recognation. KAI juga mendukung cashless society dengan mengurangi penggunaan uang cash dan eticketing pada layanan commuter.

Dalam mendukung literasi dan edukasi yang lebih luas di bidang pelayanan, KAI Group juga menyiapkan water station untuk mengurangi penggunaan botol plastik pada pegawai dan pelanggan KA yang ditargetkan dapat terlayani lebih dari 400 juta pada tahun 2024. 

Anne menuturkan, dispenser yang disediakan KAI untuk penumpang merupakan layanan Drinking Water Station. Layanan tersebut memungkinkan penumpang mengisi ulang air seperlunya selama di stasiun. 

“Hadirnya dispenser merupakan langkah dari KAI untuk menerapkan kampanye ramah lingkungan. Setiap dispenser yang ditempatkan KAI menyediakan pilihan air panas, dingin, dan normal sesuai selera penumpang,” ucapnya.

Tercatat, per Juli 2024, terdapat 22 stasiun yang menyediakan water station yaitu Gambir, Pasarsenen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Purwokerto, Kutoarjo, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, Kediri, Blitar, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember, dan Tanjungkarang.

Di beberapa stasiun terutama Commuter juga disiapkan parkir sepeda gratis dan pemisahan jenis sampah. 

Selain itu KAI juga menggalakkan penanaman pohon di berbagai area kerja juga menjadi salah satu program CSR yang terus dilakukan dengan tujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan menangkal polusi udara. Hingga semester 1 tahun 2024, KAI telah menanam total 2.238 pohon.

“KAI juga mengimplementasikan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di stasiun-stasiun dan kantor KAI mulai September 2022. Dengan penggunaan PLTS, KAI berhasil menghemat listrik hingga 8% dari tagihan listrik bulanan selama periode November 2023 hingga Juni 2024, dengan total kontribusi penghematan sebesar Rp 1.011.590.730,” tutur Anne menambahkan.

Saat ini, lanjutnya, terdapat 40 stasiun dan 2 balai yasa yang telah dipasangi PLTS, antara lain Stasiun Pasarsenen, Tanjungpriok, Depok, Citayam, Jakartakota, Duri, Serpong, Parungpanjang, Cikini, Bogor, Gondangdia, Juanda, Manggabesar, Sawahbesar, Cirebon, Cirebonprujakan, Brebes, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Cilacap, Yogyakarta, Ketapang, Probolinggo, Jember, Rangkasbitung, Tangerang, Universitas Indonesia, Cawang, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Tegal, Pekalongan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Bojonegoro, Wonokromo, serta Balai Yasa Manggarai dan Yogyakarta. Ke depannya, KAI berencana untuk terus menambah jumlah Implementasi PLTS pada Bangunan Aset KAI (stasiun, kantor, depo, griya karya dan balai yasa).

“KAI juga akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang baik dalam semua aspek operasional, termasuk dengan melakukan pelaporan berkala tentang pencapaian dan tantangan dalam implementasi ESG (Environmental / Lingkungan, Social /Sosial, dan Governance / Tata Kelola Perusahaan) kepada publik dan pemangku kepentingan, serta mengadopsi praktik tata kelola perusahaan yang baik untuk memastikan operasional yang transparan dan akuntabel,” tandas Anne.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button