Profil

Subkhan, Sepotong Kue & Buku (Bagian 1)

Konstruksi Media – Sepotong kue lezat sudah lebih 5 menit teronggok di meja sebuah hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan. Kue itu sama sekali tak disentuh sejak dipesan. Ia hanya sedikit menyeruput teh manis hangat. Setelah itu, sibuk dengan telepon genggam (HP).

Ia tampak berbicara dan memberikan pengarahan kepada para peserta zoom selama beberapa menit. Sepotong kue lezat mulai disentuhnya, begitu selesai mengikuti diskusi via aplikasi zoom. Tapi dalam bilangan detik, ia kembali meraih telepon genggamnya. Mimik mukanya serius. Jari jemarinya dengan lincah menari-nari di layar HP.

Sejurus kemudian, ia bergegas pergi meninggalkan hotel setelah melakukan pembayaran atas kue dan teh manis yang dipesannya. Sepotong kue lezat yang nyaris utuh, dibiarkannya teronggok di meja lobi hotel.

“Wil, kita ke Bandung,” kata Subkhan yang pada Jumat (11/3/2022) dikukuhkan sebagai Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi kepada sopirnya begitu mendaratkan pantat di bangku tengah kendaraan dinasnya.

Sang sopir bernama Welly sesaat tampak bingung. Tapi ia tak berani protes, selain mengiyakan. Sabtu itu sebenarnya akan pergi ke Banten. Tapi mendadak berubah haluan, begitu Direktur HCM, SCM, dan QHSE PT Waskita Beton Precast Tbk ini mampir di sebuah hotel untuk sarapan dan berjumpa sahabatnya.

Saat melaju di jalan tol Jakarta-Cikampek, Subkhan meminta sopir untuk mampir ke kantor proyek Jakarta-Cikampek (Japek) Elevated di kawasan Purwakarta. Di sana, ia langsung mengumpulkan para manajer proyek. Sebagian dari mereka tampak gelagapan, sebab pertemuan itu tidak ada dalam jadwal pada hari itu.

Setelah menunggu beberapa saat, Subkhan memberikan pengarahan. Jari jemarinya dengan lincah menulis di papan tulis (white board) dengan spidol sembari menerangkan apa yang ditulisnya. Ia membuka ruang bertanya dan diskusi kepada para manajer proyek. Diskusi hangat pun berjalan hingga waktunya makan siang.

Sebelum meninggalkan kantor proyek, ia sempat mengabadikan corat-coretnya di papan tulis dengan HP. Di mobil, ia mengirimkan foto corat-coretnya itu kepada sahabatnya yang jurnalis senior.

“Kang, ini harus jadi buku,” katanya.

“Serius?” kata sang sahabat.

“Iya lah serius,” timpal Subkhan.

Tak sampai dua bulan kemudian, buku itu pun jadi setebal 244 halaman dengan tampilan yang terbilang mewah. Buku itu diberinya judul “Ekonomi QHSE: Untung Rugi Mengelola QHSE.” Idenya sederhana bahwa K3 bukan beban biaya (cost). Sebaliknya, bila diterapkan dengan baik dan benar serta berkesinambungan, K3 justru akan mendatangkan benefit yang tak pernah putus. Itu saja.

Buku itu menjadi best seller. Cetakan pertama sebanyak 1.000 eksemplar ludes dalam waktu sekejap. Buku yang lahir dari spontanitas itu sampai ke tangan orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Juga sejumlah pejabat penting lainnya.

Lewat bukunya, Subkhan tak hanya membuka cakrawala pembaca tentang sejarah Safety yang ternyata sudah dikenal manusia sejak jutaan tahun lalu, tetapi sekaligus juga menambah wawasan tentang apa itu QHSE (Quality, Safety, Health, and Environment) dan bagaimana keterkaitannya dengan industri proses.

“Buku ini adalah kombinasi antara pengalaman praktis penulis sebagai ahli K3 Konstruksi dikombinasikan dengan kemampuan intelektual dan keilmuan yang dimiliki penulis sebagai ahli teknik sipil yang sangat dominan dalam bidang Keselamatan Konstruksi. Buku tentang Keselamatan Konstruksi masih sangat langka di negara kita sehingga apa yang dihasilkan penulis sangat bermanfaat untuk dibaca,” begitu komentar Soehatman Ramli, pakar Safety, K3 sekaligus Representative World Safety Organization (WSO) Indonesia dalam kata pengantar di buku karya Subkhan.

Spontanitas

Spontanitas merupakan ciri khas Subkhan, yang kini diberi amanah mengemban jabatan sebagai Direktur HCM, SCM, dan QHSE di PT Waskita Karya Beton Precast (WSBP). Kala diberi amanah ini, usianya baru menginjak angka 36. Masih muda. Masih enerjik.

Suatu ketika, sebelum badai pandemi Covid-19 menghantam, ketika memberikan pengarahan dan berbagi pengetahuan (sharing knowledge) pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) QHSE di sebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan, Subkhan yang kala itu menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) QHSES Division PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang menjadi induk usaha PT WSBP, tak hentinya bicara. Lebih dari dua jam tanpa jeda. Semua pembicaraannya mengalir dan terstruktur, sesuai temuan-temuan (evidence) di lapangan.

Para peserta terdiam. Khusuk mendengarkan seluruh pembicaraan dan arahan Subkhan. Pandangan mereka tak lepas dari slide demi slide yang diputar di layar besar.

“Dia kamus berjalan,” kata seorang manajer QHSE senior.

“Semua pembicaraan dan arahannya terstruktur,” celetuk seorang Project Manager (PM) madya.

Saat menjawab pertanyaan peserta, ia dengan cepat memberikan solusi. Semuanya mengalir begitu saja. Kata-kata yang mengalir dari mulutnya begitu runut, lugas, dan disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti.

Subkhan memang sudah terbiasa berbicara di depan umum untuk berbagi ilmu dan pengetahuan. Ia pernah menyabet penghargaan Best Asisstent Dosen pada November 2005 ketika masih kuliah di Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah. (bersambung/Hasanuddin)

 

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button