Konstruksi Media – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, berdialog dengan sivitas akademika Universitas Padjadjaran (Unpad) terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Senin (17/01). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Nadiem mendengarkan berbagai pengalaman yang dirasakan oleh mahasiswa maupun dosen Unpad selama menjalankan MBKM.
“Saya ke sini untuk mendengar dan mencatat setiap masukan tentang MBKM. Interpretasi tiap mahasiswa bisa berbeda tentang program ini, ada yang mendefinisikan MBKM agar bisa ikut pertukaran pelajar, ada yang menginterpretasikan sebagai program untuk mendapatkan KIP Kuliah yang sekarang diperbesar untuk program studi mahal, bisa bermacam-macam. Tetapi itu semua tetap dalam kerangka Kampus Merdeka,” ujar Menteri Nadiem di hadapan 60 mahasiswa program MBKM Unpad dan rektor-rektor perguruan tinggi di Bandung.
Mendikbudristek mengatakan, kebijakan program MBKM memberi perbedaan besar pada dunia pendidikan tinggi Indonesia. Di program ini, kata dia, tidak hanya mahasiswa yang diberi kesempatan untuk belajar di luar prodinya, tetapi dosen juga berkesempatan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di luar kampus. “Kalau kita tidak melakukan perubahan yang besar atau memukul gong perubahan yang dramatis, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu peserta program MBKM Mahasiswa Mengajar, Yoga Asmara, dari Fakultas Hukum Unpad menyampaikan apresiasi kepada Mendikbudristek karena telah menginisiasi MBKM. Menurutnya, secara konsep program ini sangat ideal bagi mahasiswa. Namun demikian, Yoga menyebut masih ada hal-hal teknis dalam pelaksanaan MBKM belum sesuai dengan konsep yang disampaikan Mendikbudristek. Untuk itu, Yoga ingin menggali lebih dalam sejauh apa Kemendikbudristek merencanakan program MBKM dan ia berharap program ini dapat terus berjalan meskipun Menteri Nadiem tidak lagi menduduki jabatannya saat ini.
Pertanyaan dan masukan dari Yoga dijawab lugas oleh Mendikbudristek. Ia menyampaikan, program MBKM dirancang untuk mendorong pendidikan tinggi Indonesia tidak hanya mampu mengejar ketertinggalan tetapi juga menjadi contoh transformasi pendidikan tinggi bagi negara lain. “Sepuluh tahun lagi orang-orang akan belajar transformasi pendidikan tinggi kita. Kita ingin menulis ulang sejarah transformasi pendidikan kita,” ujarnya.
Terkait jaminan keberlangsungan program, Mendikbudristek mengatakan bahwa program MBKM didesain agar sivitas akademika mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut. Karenanya, Menteri Nadiem meminta para mahasiswa untuk optimistis untuk terus melakukan gerakan yang menyebarkan manfaat program MBKM. Dengan adanya gerakan dari mahasiswa, kata dia, maka program tersebut tidak akan pudar dan susah dihentikan. “Jika banyak universitas yang bikin sendiri program MBKM, pemerintah tidak bisa menghentikannya. Karena itu inovasi yang datang dari universitas itu sendiri,” jelasnya.
Selain Yoga, mahasiswa prodi kesejahteraan sosial FISIP Unpad, Febria, yang baru kembali dari Inggris karena mengikuti IISMA mengatakan, program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan diri melalui variasi program yang dirancang sedemikian rupa. Namun demikian, ia mengamini fakta bahwa keadaan di lapangan belum tentu sesuai desain, di mana untuk melaksanakan MBKM, universitas bekerja sama dengan berbagai mitra. Untuk itu, Febria ingin mendalami bagaimana cara Kemendikbudristek memastikan kualitas yang diberikan mitra sesuai dengan visi MBKM, yaitu memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat menjadi sumber daya manusia terbaik.
Menjawab pertanyaan tersebut, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa jaminan sebuah program berkualitas atau tidak yang menentukan adalah mahasiswa sendiri. Karena di setiap akhir program, selalu ada survei yang perlu diisi dengan jujur oleh mahasiwa untuk memberi umpan balik atas program yang dijalankan. “Kalau dari kalian memberi rapot merah, maka kita akan setop perusahaan itu. Tapi kalau umpan baliknya hijau, tentu kita balik lagi ke perusahaan itu. Jadi kalau kalian tidak suka, kita kecilkan, tapi kalau kalian suka akan kita besarkan programnya,” katanya.