Oil & Gas

Progres Proyek RDMP Balikpapan Lebihi Target, Ini Kata Bos Pertamina

Konstruksi Media – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi Kilang Balikpapan, progresnya sudah mencapai 46,92 persen atau lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni 45,54 persen.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati di lokasi RDMP, Sabtu (8/1) kemarin.

Tak hanya itu, kata Nicke, per Desember 2021, penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek tersebut juga telah melebihi target, yaitu sebesar 30,06 persen. Adapun target TKDN yang ditetapkan yaitu 30-35 persen.

“Selama 24 bulan mengeksekusi, proyek ini sudah sekitar 47 persen, dengan TKDN 30,6 persen atau ekuivalen dengan Rp 8,4 triliun,” katanya.

“Jadi sebesar Rp 8,4 triliun ini yang berputar, menghasilkan multiplier effect baik untuk industri dalam negeri maupun penyerapan tenaga kerja,” lanjutnya.

Selain itu, proyek garapan Pertamina yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini pun berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 10.160 orang saat ini.

Nicke mengatakan, 99 persen merupakan tenaga kerja dalam negeri dan 42,7 persen di antaranya merupakan masyarakat lokal asal Kalimantan Timur.

Adapun jumlah perusahaan nasional yang berpartisipasi dalam proyek modifikasi Kilang Balikpapan untuk vendor dan manufaktur sebanyak 73 vendor lokal dengan 174 paket pengadaan manufacturing lokal.

Selain itu, sebanyak 79 kontraktor atau subkontraktor lokal pun berpartisipasi dalam pengerjaan proyek modifikasi Kilang Balikpapan ini, dengan jumlah 138 paket pekerjaan subkontraktor lokal.

“Biaya proyek modifikasi kilang Balikpapan ini sebesar USD 7 miliar atau sekitar Rp 100,5 triliun (kurs Rp 14.360),” ucapnya.

Nicke menjelaskan, angka tersebut lebih rendah dari estimasi awal yaitu sebesar USD 9 miliar atau menjadi lebih hemat USD 2 miliar, setara Rp 28,7 triliun.

Adapun proyek RDMP ini akan meningkatkan kapasitasnya dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Penambahan sebesar 100 ribu barel per hari tersebut ditargetkan bisa selesai pada Oktober 2023 atau selama 53 bulan saja.

Selain itu, kata Nicke, ada peningkatan standar kualitas dari produk yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan akan meningkat dari Euro II ke Euro V, sehingga produk yang dihasilkan akan sesuai dengan standar internasional. Menurut Nicke, peningkatan kualitas akan selesai di 2024.

“Selain itu, kilang ini nantinya tidak akan menghasilkan BBM tapi juga polipropilen dan LPG, nantinya juga akan mengurangi impor dari produk petrochemical dan LPG,” pungkasnya.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button