News

Uji Coba Sistem Multi Lane Free Flow Molor, Mantan Dirut Roatex Buka Suara

Roatex Hungaria berkeinginan untuk menerapkan sistem yang telah diterapkan di negaranya tanpa melakukan penyesuaian.

Konstruksi Media – Uji coba sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) kembali tertunda, harusnya pada 1 Juni 2023 uji coba tersebut dilaksanakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) di Pulau Dewata Bali.

Setelah ditelusuri lebih mendalam, ternyata ada problematika yang terjadi antara Roatex pusat di Hungaria dengan anak usahanya di Indonesia PT Roatex Indonesia Toll System. Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Musfihin Dahlan mengatakan, sejak Agustus 2022 sudah berupaya mencari solusi namun belum mendapatkan titik terang.

“Di dalam proses pengerjaan, pengembangan, atau development dengan kontraktor dan anggota manajemen yang berasal dari Hungaria berbeda pandangan,” kata Musfihin kepada Konstruksi Media di bilangan Sudirman, Kamis (8/6/2023).

Ia mengatakan, sudah tidak lagi menjadi Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Posisinya sudah digantikan oleh Orozs Gyula yang berasal dari Hungaria yang juga menjabat sebagai Direktur Teknologi.

“Karena perbedaan visi, khususnya yang orang Indonesianya sejak tanggal 22 Mei 2023 diberhentikan. Jadi saya sudah tidak lagi, secara legal diberhentikan dari dirut,” ucap dia.

Mantan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Musfihin Dahlan. Foto: Konstruksi Media/Bahar Yahya

Menurut dia, Roatex Hungaria berkeinginan untuk menerapkan sistem yang telah diterapkan di negaranya tanpa melakukan penyesuaian. Tentunya, hal tersebut tidak seusai dengan kultur di Indonesia.

Musfihin mengatakan, sistem yang diinginkan Hungaria tidak mungkin diterapkan di Indonesia. Salah satunya, di Hungaria dan sebagian negara Eropa jalan tol dikelola penuh oleh pemerintah sehingga konsensioner dibayarkan oleh pemerintah. Sementara di Indonesia, sebagian jalan tol dikelola oleh swasta.

“Mereka sudah proven sejak 2013 dan mereka mau memerapkan bulat-bulat di sini. Mereka mau peraturan segala macem diterapkan di sini. Ya nggak bisa. Antara Kementerian PU, kepolisian segala macem harus ikut aturan yang mereka buat, ya nggak mungkin,” ujar dia.

Baca juga: Roatex Indonesia Toll System Pastikan Uji Coba MLFF Tetap Berjalan

“Sementara di kita konsesioner swasta dan swasta memungut pengembalian modal dari pemungutan tarif tol yang mereka pungut. Jadi setiap rupiah yang mereka terima itu pengembalian modalnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, model MLFF yang ditawarkan Hungaria belum menjamin 100% pendapatan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau operator tol. Pasalnya, setiap rupiah yang terpotong akan masuk ke BUJT jika terjadi kerugian, maka yang menanggung rugi adalah pemerintah.

“Sampai saat ini masih 80 persen, jadi ada loss 20 persen pendapatan BPJT,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, masih banyak celah yang berpotensi membuat pengendara tak terdeteksi sistem seperti yang diterapkan di Hungaria, salah satunya yakni masih banyak nomor polisi pengendara yang kurang jelas dan tidak terbaca. “Perlu penyesuaian sistem,” ucapnya.

Di sisi lain, kata dia, pemilihan kontraktor sepenuhnya dilakukan oleh Roatex Zrt. Adapun kontraktor dari sistem MLFF ini ialah Multi Contact Zrt. Sementara untuk posisi RITS sendiri, 99% sahamnya dipegang oleh Roatex Zrt sementara 1% sisanya dipegang oleh individu dari Hungaria. Dengan demikian, 100% sahamnya dipegang oleh Hungaria.

Oleh karena itulah, mengenai bagaimana kelanjutan dari rencana penerapan sistem ini maupun kerja sama dengan kontraktor ke depannya akan kembali ke tangan pemerintah, mengingat MLFF masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan demikian, belum dapat dipastikan sampai kapan penerapan MLFF ini akan mundur.

Baca juga: Multi Lane Free Flow Gagal Uji Coba, Roatex Indonesia Toll System Angkat Suara

“Saya kira secara keseluruhan pemerintah harus melakukan review agar bisa terlaksana sesuai dengan harapan pemerintah dan harapan operator jalan tol di Indonesia,” katanya.

Menurut dia, pemerintah bisa saja men-default proyek ini dengan Roatex Hungaria. Tetapi pemerintah pasti akan memilih jalan yang paling bijak.

“Perbedaan mendasar lainnya yang menjadi alasan tertundanya uji coba MLFF berkaitan dengan transfer teknologi,” ujarnya.

Musfihin mengatakan, pihaknya menginginkan untuk menyerahkan proyek MLFF ini kepada pemerintah secara utuh, sebagai teknologi yang dimiliki Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu seluruh prosesnya termasuk transfer teknologi harus diserahkan. Namun, kata dia, sampai saat ini belum bisa mendapatkan repository dan source code dari pengembang Hungaria.

“Kedua hal tersebut penting karena bagaimana pemerintah Indonesia nantinya bisa mengontrol dan tim kami dari Indonesia mengontrol dalam development dari sistem ini,” ucapnya.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan Direktur PT Roatex Indonesia, Gyula Orosz belum memberikan respons dari polemik ini. Tim Redaksi Konstruksi Media sudah mengirimkan beberapa pertanyaan melalui pesan WhatsApp terkait molornya uji coba MLFF dan pemberhentian Musfihin Dahlan.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button