
Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero), sebagai BUMN yang membangun dan mengelola Jalan Tol Trans-Sumatera serta beberapa ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, menyatakan kesiapan untuk mengambil alih proyek Multi Lane Free Flow (MLFF) jika ditunjuk oleh Pemerintah. MLFF adalah sistem pembayaran nontunai nirsentuh berbasis teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS), yang memungkinkan transaksi di jalan tol tanpa perlu berhenti.
EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Adjib Al Hakim menegaskan bahwa perseroan mendukung segala upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam hal implementasi sistem pembayaran tol tanpa henti ini. “Kami siap mendukung tercapainya target nasional dalam digitalisasi jalan tol,” ujar Adjib, Senin (27/1/2025).
Hutama Karya tidak hanya fokus pada pembangunan jalan tol, tetapi juga pada pengelolaan berbasis teknologi digital dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hingga saat ini, perseroan telah membuktikan kemampuannya dalam mengelola berbagai portofolio, yang diklaim telah berjalan dengan baik. “Kami juga sudah mengelola sistem pembayaran di jalan tol yang telah teruji, dan terus kami kembangkan untuk memastikan keamanan serta kemudahan bagi pengguna jalan,” tambah Adjib.
Usulan pengambilalihan proyek MLFF ini mencuat setelah Anggota Komisi V DPR RI, Fraksi Partai Gerindra Andi Iwan Darmawan Aras, mengusulkan agar sistem ini diserahkan kepada BUMN. Dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025), Andi mengatakan bahwa investasi untuk proyek ini tidak terlalu besar, yakni sekitar Rp 4,4 triliun. “Saya kira Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) atau BUMN kita yang ada di sini bisa mengambil alih proyek ini,” ujarnya.
Menurut Andi, implementasi inovasi ini, yang sebelumnya bekerja sama dengan Pemerintah Hongaria, tidak berjalan lancar. Kompas.com telah mencoba menghubungi PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), perusahaan yang memenangi tender MLFF dan merupakan kolaborasi Indonesia-Hongaria, namun belum mendapat tanggapan melalui pesan singkat maupun surat elektronik yang dikirimkan. (***)