INFOVokasi

Inovatif, Siswa Sekolah Ciptakan Batu Ramah Lingkungan Atasi Polusi Udara

Sheina mengaku bereksperimen sendiri, membuat prototipe rumah, hingga menguji prototipe di laboratorium.

Konstruksi Media – Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas 12 di Jakarta Intercultural School (JIS) berhasil menciptakan batu ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi polusi udara. Apa yang dilakukan siswa SMA ini solutif sekali, seperti apa hasil karya siswa SMA ini?

Saat berbincang dengan wartawan, Sheina mengaku mendapat mendapat tantangan dalam projek ACE untuk membuat gagasan menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon.

“Ini proyek ACE bertujuan untuk menggantikan batu bata semen atau tanah liat yang menimbulkan polusi. Caranya dengan mengganti sebagian besar semen pada batu bata dengan fly ash,” kata Sheina, seperti dilansir dari laman RRI.

Baca Juga: Indonesia’s FOLU Net Sink Targetkan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca -140 Juta Ton CO2e pada 2030

Menurutnya, fly ash adalah produk sampingan PLTU batu bara. Jika tidak dimanfaatkan untuk pembuatan semen ini, fly ash hanya jadi sampah yang dapat mencemari saluran air dan berakhir di tempat pembuangan sampah.

Melalui proyek ini, Sheina ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan bahan bangunan rendah polusi. Tujuan akhirnya adalah memperlambat dampak perubahan iklim. “Idenya muncul saat kursus solusi tentang lingkungan di Stanford tahun lalu. Saya banyak konsultasi dengan profesor, insinyur dan mempraktikkannya sendiri di Jakarta,” ujarnya.

Sheina mengaku bereksperimen sendiri, membuat prototipe rumah, hingga menguji prototipe di laboratorium. Formula yang terakhir dapat mencegah 50 persen lepasnya karbondioksida, artinya setiap kilogram semen yang diganti dengan fly ash menghemat 0,9 kilogram karbondioksida agar tidak terbuang ke atmosfer.

Pengujian berikutnya adalah uji kekuatan. Sembilan prototipe batu bata terkuat diuji di laboratorium Universitas Tarumanegara Jakarta, untuk dilakukan penguatan dengan uji kompresi. “Formula terakhir bisa melampaui standar FC20 (mutu sedang beton standar Kementerian PUPR),” ucap juara Technovation Girls Indonesia tahun 2023 ini dengan nada bangga.

Baca Juga: PII Didorong Ciptakan Karya Monumental dengan Tetap Perhatikan Eksosistem Alam

Saat ini, batu bata ramah lingkungan ciptaan Sheina mulai diproduksi. Ia dibantu oleh lokakarya lokal di Bogor untuk memproduksi batu bata dengan bahan baku fly ash dari PLTU Paiton Malang, sementara untuk desain Sheina banyak dibantu pamannya, yang kebetulan seorang arsitek.

Batu bata temuan Sheina ini untuk sementara masih diperuntukkan membangun kepentingan umum, salah satunya untuk membangun trotoar yang rusak. Seperti yang sudah dibangun di trotoar di kawasan Sekolah Al-Firdaus di Bumi Serpong Damai (BSD). Sedangkan untuk tujuan komersial, Sheina mengaku belum memikirkannya.

“Meskipun kami punya harapan di masa depan, proyek ini tidak bertujuan menjual batu bata secara komersial. Batu bata ini akan digunakan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya.

Atas batu bata temuannya ini, Sheina telah menerima hibah dari ‘The Iris Project’. Hibah ini memungkinkan Sheina membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan.

“Semoga ke depan temuan ini bisa dipatenkan dan kami bisa mengembangkan produk ini bermitra dengan perusahaan bangunan di Indonesia. Sehingga bisa diproduksi secara massal untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan guna mengurangi emisi karbon,” ujar Finalis Global RISE for The World 2023 ini.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp