Ssst.. Akan Ada Kluster Ekslusif di Jantung Grand Batang City
Konstruksi Media – Sejumlah dewan komisaris dan direksi PT PP (Persero) melakukan kunjungan kerja ke proyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan Rumah Susun Pekerja Industri Batang I.
Sejumlah progress pembangunan terpantau dengan baik di tempat ini. Komisaris Utama PT PP (Persero) Andi Gani Nena Wea merangkap Komisaris Independen, didampingi Nur Rochmad selaku Komisaris Independen, Loso Judiajanto selaku Komisaris, dan Ayodhia GL Kalake selaku Komisaris mengaku terkesan dengan progres pembangunan di KIT Batang.
Dalam kunjungan ini, Andi Gani Nena Wea membocorkan rencana pembangunan kluster ekslusif di jantung KIT Batang.
- Kementerian PU Dukung dan Wujudkan Visi Asta Cita Swasembada Pangan
- Ditargetkan Selesai Awal 2025, Kemen PU Kebut Pembangunan Bendungan Jlantah
- Bertemu Menteri Perhubungan, Erick Thohir Bahas Efisiensi Biaya Logistik
“Ke depannya, PT KITB akan mengembangkan Sumilir Business Complex yang merupakan Kluster SFB Ekslusif yang berada di area jantung Grand Batang City,” ujar Andi Gani Nena Wea, dikutip Senin (20/12/2021).
Diketahui, proyek KIT Batang ini dikelola oleh PT Kawasan Industri Terpadu (PT KITB) yang tergabung dalam konsorsium antara PTPP bersama dengan perusahaan BUMN dan Lembaga Pemerintahan.
Proyek pembangunan KIT Batang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digagas oleh pemerintah yang bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi bahwa proyek pengembangan KIT Batang yang dikelola oleh PT KITB ini memiliki progress yang berjalan dengan baik terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Kami mengharapkan proyek strategis tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana,” kata Andi.
KIT Batang atau Grand Batang City terletak di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektar.
Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.
KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru di mana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan para investor asing untuk berinvetasi di Indonesia.
“Sampai dengan saat ini, telah terdapat beberapa tenant baik asing maupun domestic yang menjadi prospek untuk menempati kawasan tersebut,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut, terlihat hadir Agus Purbianto selaku Direktur Keuangan & Manajemen Risiko, Yul Ari Pramuraharjo selaku Direktur Operasi Bidang Infrastruktur, Sinur Linda Gustina selaku Direktur HCM & Strategi Korporasi, Eddy Herman Harun selaku Direktur Operasi Bidang EPC, dan Andek Prabowo selaku SVP Divisi Operasi Gedung.
Terkait pembangunan rumah susun pekerja industri Batang I, Andi Gani Nena Wea memastikan proyek itu dikerjakan lebih cepat dari proyeksi sebelumnya. Dia menekankan, pengerjaan proyek itu harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
“Namun, perlu saya sampaikan yang paling penting jangan sampai terjadi kecelakaan kerja,” imbuhnya.
Dalam proyek pembangunan rusun pekerja ini, PP berperan sebagai kontraktor utama dengan masa pembangunan selama 300 hari kalender, yang terdiri dari empat tower, setiap tower dapat dihuni 252 orang.
Adapun nilai kontrak proyek itu sebesar Rp 125 miliar dengan target penyelesaian pembangunan pada kuartal II 2022.
“Sampai dengan minggu kedua Desember 2021, progres pembangunan hunian tersebut telah mencapai 55,71 persen, lebih cepat 19,25 persen dari yang ditargetkan,” ucapnya.
Dia pun meminta tim proyek dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan sekitar dalam menyelesaikan pembangunan rumah susun tersebut.
“Saya berharap kualitas pekerjaan PP yang sangat luar biasa ini agar tetap dijaga dan ditingkatkan. Tim proyek juga dihimbau tetap disiplin, dan menjaga performance QHSE di lingkungan kerja dan lingkungan proyek,” ucapnya.***