Habiskan Dana Hingga Rp10 Miliar, Jembatan ‘Seumur Jagung’ di Karawang Amblas
Konstruksi Media – Jembatan KW6 senilai Rp 10 miliar yang terletak di Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Amblas pada Sabtu (15/1) kemarin.
Pengamat pemerintahan, Asep Agustian mengatakan bahwa dirinya heran kontruksi jembatan itu bisa amblas. Padahal, kata Asep, jembatan itu baru selesai pengerjaan pada akhir tahun 2021 lalu.
“Padahal jembatan ini baru selesai malah baru diresmikan Bupati Cellica, kok langsung rusak. Berarti laporan ke bupati bohong dong, kalau pekerjaan ini sudah selesai sesuai perencanaan,” ujar Asep dikutip pada Senin (17/1/2022).
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Asep yang juga Ketua Perhimpunan Advokad Indonesia (Peradi) Karawang ini meminta Pemkab Karawang menindak tegas pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang dan kontraktor pelaksana yang bekerja asal-asalan.
“Ini jelas-jelas membahayakan masyarakat karena kerusakannya parah. Beton penyangga dan coran dalam kondisi amblas gitu,” ucapnya.
Menurut Asep, pembangunan jembatan KW 6 dinilai asal-asalan dan tidak mengutamakan kualitas kontruksi hingga cepat rusak.
Padahal jembatan dengan lebar 7 meter dan panjang 43,50 meter itu menjadi penghubung Kecamatan Rawamerta dengan Kecamatan Karawang Barat.
“Saya sudah melihat langsung kerusakan jembatan itu dan sangat berbahaya sekali untuk masyarakat pengguna jalan. Itu kontruksinya sudah tidak benar jika segera ditangani bakal meluas kerusakkannya” katanya.
Asep juga meminta APH (aparat penegak hukum) turun tangan menangani kasus kerusakan jembatan ini. Dia yakin, jika APH turun pasti menemukan pelanggaran.
“Pertanyaannya mau tidak APH turun ke lapangan. Kalau untuk Dinas PUPR saya tidak yakin mereka turun,” katanya.
Sementara itu belum ada keterangan resmi pemerintah karawang terkait penyebab amblas nya jembatan tersebut.
Jembatan itu amblas bagian sisi dekat saluran irigasi sepanjang 200 meter. Material jembatan yang menempel pada sisi saluran irigasi itu longsor sehingga membuat kontruksi jembatan tersebut amblas.
Di titik jembatan amblas itu ditutupi terpal biru. Lalu dipasang papan informasi ‘hati-hati ada pekerjaan jembatan’. Sehingga, jembatan itu hanya dapat dilalui sepeda motor, untuk mobil tidak bisa melintasi jembatan tersebut.
Lalu dibagian bawah jembatan terdapat tulisan ‘Mohon Maaf Jalan Ditutup Total Sampai Selesai Pengerjaan’.
Obet (30) warga setempat mengaku heran jembatan yang baru saja diresmikan dan dibuka mengalami kerusakan. “Iya baru juga dibuka jembatannya sudah rusak, amblas gini,” kata Obet.
Dia berharap agar jembatan rusak itu segera diperbaiki. Jika tidak tentu akan membahayakan pengendara.
“Iya harus cepat-cepat diperbaiki, karena semakin parah dan bahaya ini nantinya,” katanya.
Sebelumnya, Jembatan yang populer disebut ‘Jembatan Kepuh’ ini diresmikan pada Rabu (29/12/2021) lalu. Peresmian dilakukan oleh Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Peresmian jembatan sepanjang 43,50 meter dengan lebar tujuh meter ini ditandai dengan penandatanganan dan pengguntingan pita oleh Bupati Cellica didampingi Sekda Acep Jamhuri, Kepala PUPR, Camat Karawang Barat.
Selain menjadi jalur alternatif ke objek wisata sejarah Rawagede, jembatan ini diharapkan juga membangkitkan ekonomi masyarakat di sepanjang jalur.
Celli mengatakan, ketersediaan sarana infrastruktur yang memadai menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Pembangunan jembatan KW 6 dirancang sudah sejak lama, dengan tujuan mengurangi kemacetan.
“Meski sempat terhenti karena covid, tapi alhamdulillah sekarang jembatan ini sudah bisa digunakan. Lokasi ini banyak perumahan perumahan. Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” kata Celli.
Kadis PUPR Karawang, Dedi Ahdiyat mengungkapkan, keberadaan jembatan KW 6 ini menghubungkan Desa Sumurgede Kecamatan Rawamerta. Jarak dari jembatan menuju lokasi diperkirakan sejauh 25 kilometer.
“Kita tinggal merencanakan pelebaran jalan untuk lebih mendukung akses tersebut,” ucap Kadis PUPR kala itu.
Dedi melaporkan, jembatan dibangun melalui dua tahap. Tahap pertama di tahun 2019 menghabiskan anggaran Rp 8.248.000.000. Proses pembangunan sempat terhenti akibat recofusing anggaran covid 19 di tahun 2020.
“Tahap kedua dilanjutkan tahun ini dengan menghabiskan anggaran Rp 2.195.000.000. Jadi total anggaran mencapai Rp 10.544.080.000,” beber Dedi.***