imported

Jasamarga Bali Tol Gaungkan Green Technology dalam Event CAFEO 41

PT JBT juga telah mengambil peran dalam aspek sustainable, melalui penanaman mangrove di area jalan tol yang berada di atas laut tersebut.

Konstruksi Media – Direktur Utama (Dirut) PT. Jasamarga Bali Tol (JBT) I Ketut Adiputra Karang mengomentari terselenggaranya event Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-41 di Bali yang mengangkat tema besar “Engineering Collaboration for Igniting ASEAN’s Blue Economy & Green Energy”.

Menurut dia, Blue Economy & Green Energy merupakan topik yang saat ini memang sedang “hype” diperbincangkan di Indonesia, juga di kawasan Asia Tenggara. Adiputra mengharapkan isu ini dapat menjadi satu kesatuan dan tidak terpisahkan, utamanya di kalangan insinyur se-ASEAN.

“Semua engineer itu harus memperhatikan green technology yang ramah lingkungan,” kata Adiputra saat diwawancarai di The Westin, Nusa Dua, Bali, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: CAFEO 41 di Bali akan Dihadiri 1.100 Engineer Se-Asia Tenggara

Dia berpendapat, berkaitan dengan dipilihnya lokasi CAFEO ke-41 yang digelar di Bali, sudah sangat tepat lantaran Pulau Dewata telah nyata dalam mengimplementasikan green technology.

“Memang untuk pemilihan lokasi acara sudah sangat baik,” kata dia.

Adiputra berkata, untuk Jalan Tol Bali Mandara sudah menerapkan green technology dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), setelah bekerja sama dengan PT Bukit Multi Investama, anak usaha Bukit Asam.

Kerja sama operasi antara PT JBT dengan Bukit Multi Investama diteken selama lima tahun, dengan perjanjian setiap tiga bulan akan ada maintenance bersama guna memastikan bahwa PLTS tersebut sesuai dengan peruntukannya.

“Yaitu kami mendapatkan efisiensi dari sisi tarif harganya dan juga tentunya manfaat dari sisi pengurangan KWH meter yang dihasilkan oleh PLN,” ujarnya.

Baca juga: Dirut Bumi Karsa Kamaluddin Raih Sertifikat ASEAN Engineering Dalam Event CAFEO 41

PT JBT juga telah mengambil peran dalam aspek sustainable, melalui penanaman mangrove di area jalan tol yang berada di atas laut tersebut. Ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dari jalan tol, meliputi efisiensi energi, serta memanfaatkan material-material ramah lingkungan.

“Kita memang mempunyai kewajiban untuk merestorasi mangrove-mangrove yang sudah kita ‘korbankan’ pada saat masa pembangunan,” ucapnya.

Berkaitan dengan safety atau keamanan di Jalan Tol Bali Mandara, Adiputra memastikan bahwa perusahaan selalu mengedepankan tindakan preventif. Dengan kata lain, bisa juga disebut sebagai tindakan “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Direktur Utama (Dirut) PT. Jasamarga Bali Tol (JBT) I Ketut Adiputra Karang. (foto: Morteza Syariati Albanna).

Sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BPJT), PT JBT juga sudah menjalankan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol.

Dengan demikian, perusahaan akan melakukan pengecekan dalam kurun waktu satu bulan. Kata Adiputra, kegiatan ini bisa dinamakan self assessment.

“Jadi, kami akan melakukan inspeksi dan survei, kami laporkan hasilnya kepada Kementerian PUPR. Jadi, hal itu yang kami lakukan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan pada saat melintasi Jalan Tol Bali Mandara,” tuturnya.

Adiputra melanjutkan, apabila suatu waktu terjadi kecelakan lalu lintas, maka tim operasional dari perusahaan saat ini sudah memiliki layanan mobile service customer.

“Tim tersebut akan melakukan penanganan jika mendapat aduan. Ada juga tim dari ambulans yang mana nantinya akan mengecek dahulu kondisi dari korban akibat kecelakaan tersebut. Apabila tingkat fatalitasnya rendah, maka mendapat penanganan sebaik mungkin di tempat. Namun, apabila fatalitasnya tinggi, kami akan merujuk ke rumah sakit yang terdekat,” ucapnya.

Artikel Terkait

Back to top button