
Inovasi ini akan membawa gelombang radio melintasi navigasi kapal, pesawat dan stasiun. Sistem yang dikembangkan diharapkan dapat terintegrasi dan memenuhi kebutuhan pengguna, sehingga dapat dioperasikan tanpa navigasi satelit.
Lebih lanjut, guru besar di bidang antena dan propagasi itu menambahkan bahwa kerja sama ini memberikan beasiswa bagi mahasiswa program magister untuk melanjutkan studi dan penelitian di bidang navigasi dan propagasi. Kolaborasi ini juga membuka kesempatan untuk melakukan publikasi ilmiah dan konferensi dengan konsultasi dari para ahli di bidangnya.
Kerja sama tersebut tidak hanya ditujukan untuk pengembangan riset di bidang navigasi, tetapi juga menjadi langkah ITS untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 9 yakni menciptakan industri, inovasi dan infrastruktur yang memadai.

Selain itu, kolaborasi dengan salah satu yayasan riset ilmiah asal Belanda ini turut menekankan peran ITS dalam membangun kemitraan demi mencapai tujuan seperti yang tertuang pada SDGs 17 tentang kemitraan demi mencapai tujuan bersama.
Lelaki yang menjadi Adjunct Professor ITS itu berharap agar kerja sama antara ITS dan GRF ini dapat terus berlanjut untuk memecahkan permasalahan sistem navigasi di seluruh dunia. Penandatanganan MoU ini adalah langkah awal dalam rangkaian proyek yang akan dijalankan kedua pihak ke depannya.
“Pendekatan yang kita gunakan adalah melakukan step by step untuk melangkah maju,” ujarnya.(***)