ENERGIOil & Gas

Gelar Forum COE 2022, SKK Migas: Target Lifting 2030 On The Track

Forum ini menjadi enabler kolaborasi yang intens antara Kementerian ESDM, SKK Migas dan investor hulu migas

Konstruksi Media – Guna menyikapi dinamika perkembangan industri minyak dan gas bumi terkini, utamanya terkait kenaikan harga minyak dunia akibat kondisi suplai global,  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) CEO Forum ketiga di tahun 2022 dengan tema “Boosting Investment Towards Achieving Long Term Planning”.

CEO Forum ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh para CEO (Chief Executive Officer) alias pimpinan tertinggi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), baik eksplorasi maupun eksploitasi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan forum ini diharapkan dapat menjadi enabler kolaborasi yang intens antara Kementerian ESDM, SKK Migas dan investor untuk meningkatkan investasi dan aktivitas di hulu migas di Indonesia.

“Ini menjadi ajang untuk mendiskusikan langkah-langkah mencapai target produksi dan lifting jangka pendek dan jangka panjang dalam menyikapi kenaikan harga minyak dan dinamika global perbaikan kondisi pandemi Covid-19 dan geopolitik Rusia-Ukraina,” terangnya, Rabu, (16/3/2022).

Menurutnya, kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina mengganggu suplai, sehingga harga minyak dunia sempat menembus angka US$ 125 per barrel. Di mana angka tersebut merupakan harga minyak tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

“Meskipun hari ini berada kembali dibawah US$ 100 per barel. Harga akan terus berfluktuasi, namun pada tingkat yang tinggi,” ujar Dwi.

Ia menambahkan, kencederungan penguatan harga minyak bumi juga berlaku untuk harga gas global. Hingga tahun 2025, harga gas diprediksi akan cukup tinggi akibat minimnya proyek LNG yang Financial Investment Decision (FID) di periode 2015-2018, serta keterlambatan konstruksi proyek akibat pandemi Covid-19.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Dok. SKK Migas

“Setelah tahun 2025, pasokan gas diperkirakan mulai meningkat dari proyek yang FID di tahun 2019, namun tetap masih dibawah pertumbuhan demand jangka panjang sehingga harga diprediksi akan kembali meningkat,” paparnya.

Untuk itu, dia meminta indusri hulu migas dapat mengambil momentum harga migas, dengan segera mengambil langkah-langkah untuk mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun 2022 pada khususnya dan investasi di hulu migas pada umumnya.

Baca Juga : SKK Migas –Kemenkeu Lanjutkan Kerjasama Sektor Hulu Migas 

Sementara, dalam sambutannya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan kedepan tantangan industri hulu migas akan semakin meningkat, terlebih Pemerintah telah menyampaikan komitmen untuk bisa mewujudkan nett zero emission pada tahun 2060 dengan menggunakan energi baru dan tebarukan (EBT) sebagai sumber energi.

Arifin menambahkan, peran gas bumi akan menjadi krusial dalam masa transisi dan hal ini harus bisa dioptimalkan.

Pemerintah telah menetapkan target lifting tinggi di 2022 dan mempunyai tantangan yang harus dilewati agar target lifting 2030 bisa dicapai.

“Dalam forum ini bagaimana kita bisa mencari langkah dan upaya untuk meningkatkan lifting agar target 2022 bisa dicapai yakni untuk minyak sebesar 703 ribu BOPD dan lifting gas 5.800 MMSCFD,” jelasnya.

“Untuk mencapai target ini tidak bisa dengan cara biasa. Kita harus melakukan upaya extra ordinary dengan melakukan eksplorasi yang masif, menerapkan teknologi, meningkatkan investasi dan memberikan dukungan fiscal,” sambung Arifin.

 

 

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp