Erick Thohir Ogah Bangun Terminal Baru Rp14 Triliun, Lebih Pilih Renovasi Bandara Soetta
Sebagai bentuk efisiensi dan penghematan tanpa mengorban kualitas pelayan
Konstruksi Media – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memutuskan untuk lebih memprioritaskan renovasi terminal Bandara Soetta (Soekarno-Hatta) daripada membangun Terminal baru yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp14 triliun.
Menurut Menteri Erick, peningkatan kualitas Bandara Soetta tidak selalu harus diwujudkan melalui pembangunan terminal baru. Berdasarkan hasil kajian, peningkatan kapasitas dan kualitas bandara dapat dicapai dengan anggaran jauh lebih efisien.
“Kami sampaikan, kalau memang belum dibutuhkan, kenapa harus membangun terminal baru senilai Rp 14 triliun? Berdasarkan kajian komprehensif, hanya diperlukan Rp1 triliun untuk melakukan perbaikan di terminal yang ada,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya yang diterima Konstruksi Media, Minggu (5/1/2025).
Menteri Erick menjelaskan bahwa dana Rp1 triliun tersebut cukup untuk merapikan dan meningkatkan kualitas Terminal 1, 2, dan 3 Bandara Soetta. Renovasi ini diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas penumpang dari 56 juta menjadi 94 juta orang per tahun.
Langkah ini, kata Menteri Erick, merupakan bentuk efisiensi dan penghematan. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya secara bijak tanpa mengorbankan kualitas pelayanan. “Bayangkan efisiensi dari Rp14 triliun ke Rp1 triliun, tapi tetap mampu mendorong peningkatan kapasitas. Ini yang kita dorong dan perbaiki bersama,” ungkap Menteri Erick Thohir.
Menteri Erick Thohir juga menyebutkan bahwa kajian tersebut dilakukan oleh PT Angkasa Pura II yang kini tergabung dalam InJourney, holding BUMN pengelola bandara. Hasil kajian menunjukkan bahwa renovasi lebih masuk akal dibandingkan pembangunan terminal baru.
Sebelumnya, rencana pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta telah menjadi wacana sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2019. Proyek tersebut direncanakan untuk menambah kapasitas bandara, namun akhirnya dibatalkan demi efisiensi.
“Kita harus pastikan seluruh proyek berjalan efisien, dengan tolok ukur yang jelas, bukan pemborosan. Oleh karena itu, Terminal 4 kami putuskan untuk dibatalkan,” kata Erick Thohir pada 4 November 2024, di Kompleks DPR RI Senayan.
Keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan anggaran negara sembari meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi nasional.(***)