EQUIPMENTTeknologi

ITS Olah Limbah Tahu Jadi Produk Sintetis

Pengolahan limbah industri tahu yang kurang tepat dapat mengakibatkan banyak permasalahan lingkungan.

Konstruksi Media – Kembali Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menjadikan limbah cair industri tahu menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat seperti kulit sintetis.

Pasalnya, pengolahan limbah industri tahu yang kurang tepat dapat mengakibatkan banyak permasalahan lingkungan. Untuk itu, tercetus lah ide membuat limbah tahun menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat.

Ketua Tim Indah Tri Cahyani mengatakan inovasi ini juga berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat sekitar.

“Sebagai langkah awal, inovasi ini diaplikasikan di Desa Sambiroto, Kabupaten Mojokerto agar mampu menjawab permasalahan mengenai limbah industri tahu yang ada di daerah tersebut,” terang Indah, Senin, (26/12/2022).

Dengan bimbingan Ervin Nurhayati ST MT PhD, Indah dan tim berhasil menginovasikan sebuah sistem, sehingga masyarakat dapat mengolah sendiri limbah cair industri tahu tersebut.

Produk hasil inovasi limbah cair industri tahu yang dilakukan oleh ITS. Dok. Ist

Indah menuturkan mulanya masyarakat meminta limbah cair industri tahu kepada pemilik pabrik sesuai takaran yang dibutuhkan. Selanjutnya, setelah mendapatkan limbah cair industri tahu, masyarakat akan mengolah limbah tersebut.

Kemudian, mahasiswi Departemen Teknik Lingkungan ITS menambahkan, dilakukan proses pengolahan dilakukan dengan merebus limbah cair industri tahu dengan ditambahkan beberapa bahan kimia tertentu.

Baca Artinya : Mahasiswa ITS Rancang Jembatan Gantung Arcano Bridge, Kokoh dan Tangguh

“Bahan kimia yang digunakan antara lain gula, cuka, pupuk urea foodgrade dicampur dengan bakteri Acetobacter xylinum,” jelasnya.

Lebih lanjut, Indah juga memaparkan bahwa inovasi ini juga telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah masyarakat.

“Kemudahannya dapat dilihat dari detailnya takaran bahan kimia yang digunakan. Selain itu, dengan dibantu karang taruna setempat, Indah dan tim juga melakukan pelatihan kepada masyarakat guna memperjelas alur pengolahan limbah,” ungkap Indah menambahkan.

Produk awal dari proses perebusan limbah cair berupa nata de soya, sejenis makanan yang terbuat dari bahan limbah cair industri tahu. Untuk menjadi sebuah kulit sintetis, nata de soya perlu diolah lagi dengan cara dihilangkan kandungan airnya.

“Produk yang dihasilkan setelah proses ini adalah kulit sintetis atau biasa disebut soya leather,” tutur Indah.

Mahasiswa ITS saat mempraktekkan hasil olahan limbah cair industri tahu menjadi produk sintetis. Dok. Ist

Indah mengatakan bahwa tugasnya dengan tim tidak hanya berhenti hingga menghasilkan produk kulit sintetis tersebut. Setelah dihasilkan produk mentah berupa kulit sintetis, akan dilakukan pelatihan bagi pengrajin kulit sintetis agar dapat mengolah bahan mentah tersebut menjadi bahan yang bernilai jual, seperti dompet dan tas.

Tim yang juga beranggotakan Wijaya Sakti Muhammad Sampurna dari Departemen Teknik Sistem dan Industri, I Putu Bagus Adhi Pradana dari Departemen Teknik Informatika, beserta dua mahasiswa Departemen Kimia yakni Sinta Eka Septa Sari dan Ardi Lukman Hakim ini masih ingin terus mengembangkan inovasinya.

Lebih lanjut, Indah memaparkan masih akan dilakukan pemberdayaan kepada masyarakat untuk lebih mengoptimalkan produk kulit sintetis.

Selain memberikan pelatihan, pengoptimalan produk kulit sintetis tersebut dilakukan Indah bersama tim dengan cara mendirikan sebuah koperasi. Koperasi ini didirikan supaya perputaran ekonomi akan semakin jelas. Hal tersebut penting karena merupakan salah satu upaya untuk menyejahterakan masyarakat.

Inovasi tersebut juga telah berhasil membawa tim ITS ini meraih gelar juara II pada gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-35 di Universitas Muhammadiyah Malang, beberapa waktu lalu.

“Semoga inovasi ini bisa terus berkembang dan bisa menjawab keluhan masyarakat tentang limbah industri tahu,” tutupnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp