News

Menteri Erick Lepas Penerbangan Perdana Pelita Air

Bersama Dirut Pertamina dan Dirut Pelita, Menteri Erick Erick melakukan pelepasan penerbangan perdana (Inaugural Flight) Pesawat milik Pelita Air ke Bali

Konstruksi Media – Menteri BUMN, Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dan Direktur Utama PT Pelita Air Service Dedy Kurniawan melaksanakan pelepaslandasan perdana Penerbangan (Inaugural Flight) maskapai Pelita Air dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Di mana, penerbangan reguler perdana tersebut menggunakan pesawat Airbus A320-200, yang lepas landas pada pukul 09.20 WIB dan tiba pukul 12.10 WITA untuk satu kali penerbangan.  Kemudian, dilanjutkan dengan rute kedua dengan destinasi sebaliknya yaitu Bali –  Jakarta dengan Penerbangan pukul 14.55 WITA dan tiba pukul 15.45 WIB. Saat ini, rute dan jadwal penerbangan tersebut memiliki frekuensi 1 kali per hari.

Sebagaimana diketahui, PT Pelita Air Service (PAS) merupakan anak usaha PT Pertamina. Ini dilakukan untuk mewujudkan komitmennya yakni mendukung pengembangan industri transportasi udara dan memperkuat konektivitas di tanah air dengan melayani penerbangan komersial berjadwal (regular flight).

Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara pelepasan penerbangan pertama (Inaugural Flight) Pelita Air mengungkapkan potensi penerbangan domestik di Indonesia sangat besar.

Menteri BUMN Erick Thohir lepas penerbangan perdana pesawat milik Pelita Air ke Bali. Dok. Ist

Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 70% industri pariwisata Indonesia adalah domestik dan 28% turis internasional. Untuk itu, Pelita Air Service sebagai anak usaha BUMN harus memfokuskan diri menjadi salah satu tulang punggung untuk pembangunan industri penerbangan domestik.

Baca Juga : Pelita Air Buka Penerbangan Perdana ke Bali

Menurutnya, ini merupakan potensi market yang sangat besar yang harus dimanfaatkan. Terlebih saat ini, ekonomi sudah mulai bangkit tetapi masyarakat mendapatkan tiket yang mahal.

“Karena itu, dari Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan tentu Kementerian lain, kita bersepakat mengintervensi. Kita tidak mau market Indonesia yang besar ini juga menjadi monopoli atau oligopoli. Sejalan dengan nafas ekonomi bangsa ini yaitu ekonomi yang merata dan mensejahterakan. Pasar bebas boleh, tapi keseimbangan harus terjadi. Karena tidak mungkin negara sebesar ini harus tunduk oleh bangsa lain atau pasar yang besar ini harus dimonopoli oleh sebagian saja,” terang Erick, Kamis, (28/4/2022).

Ia menambahkan, Pelita harus menjadi bagian dari paradigma baru untuk menyehatkan industri penerbangan Indonesia, dan tidak boleh terjadi kesalahan, sehingga harus dikelola dengan good corporate governance secara transparan dengan fokus market domestik sebagai sebuah kesempatan bagi Pelita menjadi besar.

Erick juga mengingatkan pentingnya integrasi holding pariwisata BUMN, bisa memastikan layanan maksimal, dengan infrastruktur yang dipunya saat ini seperti Airport dan diintegrasikan dengan domestic flight, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja secara konsisten di daerah.

“Dengan niat baik hari ini, Pelita bisa terbang tinggi. Pelita juga akan menjadi perusahaan domestik yang bisa bersaing secara global,” imbuh Erick.

Pelepasan penerbanga perdana maskapai penerbangan Pelita Air, milik PT Pertamina (Persero). Dok. Ist

Sementara, di kesempatan yang sama, Direktur Utama Pelita Air Service Dendy Kurniawan menambahkan selama ini PAS telah memiliki pengalaman melayani penerbangan charter, dari kepresidenan, kementerian/lembaga dan swasta, terutama industri Migas nasional.

“Dengan reputasi dan pengalaman tersebut disertai peluang besar di sektor komersial penerbangan berjadwal untuk mendukung konektivitas nasional serta didorong oleh Pemerintah dan stakeholders, PAS memperluas usahanya dengan melayani penerbangan komersial berjadwal dengan rute Jakarta – Bali – Jakarta dengan pesawat Airbus A320-200 berkapasitas 180 kursi,” urainya.

“Tentunya penerbangan hari ini akan segera disusul dengan penerbangan frekuensi tambahan penerbangan selanjutnya ke destinasi-destinasi baru yang ada di Indonesia sambung.

Langkah Pelita Air dalam penerbangan regular berjadwal tersebut tidak terlepas dari dukungan stakeholders. Untuk itu, dirinya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Perhubungan yang telah mengeluarkan sertifikat layak terbang, Kementerian BUMN, dan PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha.

“Saya mengajak semua pihak terkait untuk sama-sama mendukung dan memajukan Pelita Air, sehingga Pelita Air dapat terus berkembang untuk memberikan kontribusi signifikan pada industri penerbangan nasional,” beber Dendy.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp