Proyek PLTA Tahap 2 Rampung, PLN Klaim Bauran EBT di Sulsel Tertinggi se Indonesia
Konstruksi Media – General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso tahap 2 berkapasitas 200 MW, yang menjadikan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki bauran EBT tertinggi di Indonesia sebesar 40% telah selesai.
Hal itu pembangunan PLTA Poso ekstensi tahap 2 ditandai dengan keluarnya sertifikat laik operasi (SLO), khususnya untuk unit 3 dan 4 pada 10 Desember 2021. Adapun SLO unit 1 dan 2 telah keluar pada September 2021.
Ia menuturkan, dengan rampungnya pembangkit ini, sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) memiliki bauran energi baru terbarukan (EBT) tertinggi di Indonesia yakni mencapai 40%, dengan kapasitas listrik EBT mencapai 940 MW.
- BSC Community Beri Penghargaan Community Excellence Award 2025 di Ajang SCM Summit 2025
- Bali Tuan Rumah FIDIC Asia Pacific 2025, Menko AHY: Konsultan Nasional Harus Visioner dan Berstandar Global
- Nazib Faizal: Kolaborasi Antar Kementerian Kunci Keberhasilan Tata Ruang dan Pemerataan Pembangunan
“Pada masa transisi energi ini PLN dan Poso Energy berhasil merampungkan pembangunan PLTA Poso ekstensi tahap 2 berkapasitas 4×50 MW atau 200 MW,” ujar Defiar dalam keterangan tertulis, Rabu (15/12/2021).
PLTA Poso memiliki total kapasitas 515 MW dengan rincian PLTA Poso eksisting berkapasitas 3X65 MW yang telah beroperasi sejak 2012. PLTA Poso ekstensi tahap 1 berkapasitas 4X30 MW telah beroperasi sejak Februari 2020, dan PLTA Poso ekstensi tahap 2 memiliki kapasitas 4X50 MW.
“Listrik dari PLTA Poso ekstensi tahap 2 akan segera bergabung dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan,” katanya. Simak databoks berikut:
Sebelum masuknya PLTA Poso, kata Defiar, ekstensi tahap 2 ini cadangan daya sistem di wilayah Sulbagsel sebesar 591,5 MW dengan beban puncak sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 1.517,6 MW dan daya mampu sebesar 2.109,1 MW.
“Adapun jika PLTA Poso yang baru ini masuk maka cadangan daya akan meningkat menjadi 791,5 MW dan daya mampu akan meningkat menjadi 2.309,1 MW, dengan bauran EBT sebesar 40% atau sebesar 940 MW,” katanya.
Defiar menyampaikan bahwa dengan bauran EBT mencapai 40% dari total daya mampu yang ada, diharapkan dapat membantu mengejar target bauran EBT di Indonesia sebesar 23% pada 2025.
“Semoga dapat mengejar target net zero emission pada 2060,” pungkasnya.***