ArthaGeo, Solusi untuk Pekerjaan Perbaikan Tanah
Mengenai foundation, ArthaGeo lebih fokus ke bored pile dan bisa mengerjakan dari diameter 600 sampai diameter 1.500.
Konstruksi Media – PT. Artha Geo Integritas (ArthaGeo) adalah perusahaan pelaksanaan konstruksi yang bergerak di bidang advanced geophysical, geo-environmental and geotechnical, dengan pengalamannya mengerjakan proyek-proyek nasional.
ArthaGeo dapat mengerjakan proyek-proyek dengan sub klasifikasi pekerjaan penyiapan dan pematangan tanah atau lokasi; pekerjaan tanah, galian dan timbunan; pekerjaan pondasi termasuk pemancangannya; dan pekerjaan konstruksi khusus lainnya seperti ground improvement, foundation dan microtunneling.
Geotechnical Engineer ArthaGeo Group, Sugih menyebutkan, meskipun masih tergolong muda, namun pengalaman ArthaGeo yang baru berusia empat tahun ini sangat layak diuji.
Baca juga: Unpar Kembali Adakan Event Geocase 2023, Prof. Paulus Paparkan EPS Geofoam di Tol Cisumdawu
“Karena kita punya ground improvement untuk foundation, lebih ahli ke bored pile dan terbaru ini kita ada di sektor microtunneling atau terowongan bawah tanah,” kata Sugih saat diwawancarai Konstruksi Media di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, dikutip Sabtu (30/9/2023).
Berkaitan dengan ground improvement, ArthaGeo memiliki banyak metode keahlian yang tentunya tergantung dengan kualitas tanah pada proyek.
Contohnya seperti metode alternatif perkuatan tanah lempung lunak (Soft Clay), Prefabricated Vertical Drain (PVD) atau dikenal juga dengan sumbu penguras, dan metode vacuum preloading.
“Untuk shield atau clay shield kita ada dynamic replacement sampai gravel. Kita bisa pakai metode rig untuk tanah berpasir yang di Donggala, untuk memadatkan tanahnya itu sebelum dibikin bangunan di atas situ dengan alat berat ini,” ujar dia.
Mengenai foundation, ArthaGeo lebih fokus ke bored pile dan bisa mengerjakan dari diameter 600 sampai diameter 1.500. Tentu saja untuk pengerjaannya lagi-lagi tergantung pada tanah.
“Kalau sistem dari kita bakal mengklasifikasi tanah terdahulu, dari data-data tanah seperti apa, nanti kita baru mengikuti alur kerjanya seperti apa,” ucapnya.
Baca juga: Geocase 2023, Unpar-Universiti Teknologi Malaysia Teken MoU Kerja Sama Riset Scientific
“Jadi saat kita datang ke sana dengan alat, kita sudah siap, kita sudah tahu cara kita kerja seperti apa, berapa hari, progresnya. Contoh, kalau untuk tanah clay itu kita bisa lebih cepat pengerjaannya. clay itu tanah lempung, hanya saja kalau kita tidak hati-hati tanahnya bisa jadi lengket,” ujar Sugih lagi.
ArthaGeo biasa memakai zat tertentu untuk menambah kekuatan pada tanah. Baru setelah itu dilakukan pengeboran, dilanjutkan dengan pengecoran untuk pembuatan bored pile.
Menurut Sugih, ArthaGeo saat ini sedikitnya memiliki empat alat Rig dan perbendaharaan alatnya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya project.
“Kita ada proyek di Semarang, ada bored pile juga, masing-masing alat beda-beda tingkatannya, ada yang Rig 220, Rig 180,” ucapnya.
Berkaitan dengan microtunneling, ia memprediksi proyek ini akan semakin ramai ke depannya. ArthaGeo sudah mengerjakan proyek tunnel engineering di Palembang, Makassar, dan Jambi, salah satunya untuk aliran air limbah.
“Yang sekarang, yang terbesar itu kita bakal kerjakan di DKI Jakarta untuk air bersih, sedang progres. Untuk alat kita ada gudang di daerah Tangerang untuk penempatan alat-alat berat. ArthaGeo solusi untuk pekerjaan perbaikan tanah,” kata Sugih memungkasi.
Ikuti informasi terkini Konstruksi Media melalui Google News
Baca artikel lainnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK