Alhamdulillah Jakarta Semakin Cantik, JPO Kapal Pinisi Sudah 67 Persen
Konstruksi Media – Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) berbentuk kapal Pinisi di Jakarta Pusat telah mencapai 67 persen.
Keberadaan JPO di depan hotel Le Meredien ini diperlukan untuk menunjang mobilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan itu.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho yang meninjau lokasi pembangunan JPO Kapal Pinisi masih menemukan beberapa pekerjaan yang perlu dikoreksi.
- Jejak 7 Satria Tokoh LPJK yang Menginspirasi: Terima Kasih dan Doa untuk Kesuksesan Karier Selanjutnya
- Reduksi Banjir 30%, Ini Manfaat Bendungan Keureuto yang Dibangun Brantas Abipraya
- Munas Ke-2 PAKKI: Penguatan Peran Anggota untuk Indonesia Emas 2045
“Alhamdullilah pagi tadi meninjau progres revitalisasi JPO Sudirman tahap 2 yang berlokasi di depan hotel Le Meredien, Karet. Ada beberapa catatan yg dikoreksi dan progres saat ini mencapai 67 Persen,” ujar Hari Nugroho dalam akun facebooknya, Kamis (19/8/2021).
“Inshaa Allah bulan November 2021 sudah bisa dimanfaatkan oleh warga ibu kota Jakarta sebagai penunjang mobilitas pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang,” lanjutnya.
JPO ini, tegasnya, dilengkapi lift untuk mengakomodir kaum disabilitas dan terdapat anjungan seperti kapal pinisi.
JPO ini depan Hotel Le Meridien ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan biaya koefisien lantai bangunan (KLB) dari pihak swasta.
“JPO ini agak unik, nanti bentuknya seperti kapal pinisi. Lokasinya di Le Meridien. Jadi, JPO ini kita buat seindah mungkin,” kata Hari Nugroho dalam Focus Group Discussion DTKJ beberapa waktu lalu.
Menurutnya, JPO itu akan didesain tidak hanya untuk penyeberangan orang namun juga akan dilengkapi lintasan sepeda. Nantinya, JPO ini akan dilengkapi lift yang bisa mengakomodasi sepeda.
“Sehingga JPO Pinisi Le Meridien ini akan mengakomodasi pesepeda yang akan mengakses dari utara ke selatan atau sebaliknya. Liftnya juga akan disediakan bike lounge yang akan jadi ikon tersendiri,” kata Hari.
Diakuinya, pembangunan JPO ini ada yang dibiayai swasta melalui dana KLB. Ada juga yang menggunakan APBD DKI Jakarta. Dia memastikan, metode pembiayaan dengan APBD DKI Jakarta itu melalui lelang terbuka atau e-purchasing via e-Katalog.
Menurutnya, setiap revitalisasi JPO di Jakarta akan mengedepankan kearifan lokal. Bahkan, pihaknya selalu berkolaborasi dengan Lembaga Kebudayaan Betawi agar ornamen JPO selalu dihiasi kearifan lokal sehingga memberikan pengalaman tersendiri bagi penggunanya.
“Sesuai Peraturan Daerah No 4 tahun 2015 tentang pelestarian Kebudayaan Betawi, dalam pembangunan JPO ini kita muncullah gagasan untuk menggunakan ornamen Betawi seperti gigi bilang, motif langkan Betawi, motif Sopi-sopi, Motif Tempat dan lainnya,” ungkap Hari. ***