NewsOPINI

Memimpin dengan Visi dan Keberanian: Bangun Pemerintahan Pro-Rakyat

Oleh : Dr. Diding S. Anwar, FMII. Ketua Bidang Penjaminan RGC FIA Universitas Indonesia.

Konstruksi Media — Dalam membentuk pemerintahan yang efektif dan pro-rakyat, pemimpin di seluruh dunia menghadapi tantangan kompleks yang mencakup ketimpangan ekonomi, kemiskinan, pembangunan infrastruktur, dan integritas pemerintahan.

Prinsip-prinsip yang diungkapkan oleh Ray Dalio dalam bukunya Principles for Dealing with the Changing World Order: Why Nations Succeed and Fail menyoroti bahwa keberhasilan suatu negara tidak hanya ditentukan oleh kekuatan ekonomi, tetapi juga ketahanan sosial, keadilan, dan pemerataan. 

Dalio menyimpulkan bahwa ketahanan suatu bangsa bergantung pada stabilitas politik dan reformasi ekonomi yang merata.

Artikel ini sedikit mengulas langkah-langkah yang telah ditempuh beberapa pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Anwar Ibrahim (Malaysia), Presiden Xi Jinping (China), Presiden Vladimir Putin (Rusia), Presiden Barack Obama (AS), Perdana Menteri Narendra Modi (India), Presiden Luiz Inácio Lula da Silva (Brasil), dan Presiden Recep Tayyip Erdoğan (Turki). 

Setiap pemimpin menghadapi tantangan besar dan memperlihatkan komitmen mereka untuk membangun ketahanan nasional dengan pendekatan yang bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia.

Anwar Ibrahim: Pemerintahan Bersih dan Reformasi Anti-Korupsi di Malaysia

Anwar Ibrahim, yang menjadi Perdana Menteri Malaysia pada tahun 2022, membawa visi reformasi besar untuk memerangi korupsi dan memperkuat pemerintahan yang bersih. Beliau memimpin reformasi hukum dan memperkuat institusi anti-korupsi demi menciptakan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. 

Hal ini sejalan dengan prinsip Dalio yang menekankan pentingnya integritas dalam pemerintahan sebagai fondasi keberhasilan jangka panjang. Bagi Indonesia, komitmen pada pemerintahan yang bersih dan anti-korupsi dapat membantu mengatasi ketimpangan sosial dan memperkuat kepercayaan rakyat terhadap institusi publik.

Xi Jinping: Pengalaman Lapangan dan Pengawasan Ketat di China

Sebelum menjadi pemimpin tertinggi di China, Xi Jinping menjalani pengalaman lapangan yang membentuk visinya yang pro-rakyat. Di bawah kepemimpinannya, program China Dream dan kampanye anti-korupsi diterapkan luas. 

Xi menekankan pentingnya pengawasan partai yang ketat untuk memastikan integritas dalam pemerintahan dan mengurangi peluang penyalahgunaan wewenang. Sejalan dengan prinsip Dalio, pendekatan Xi menyoroti perlunya pemerintah yang konsisten dan tangguh dalam menghadapi perubahan global. Indonesia dapat belajar dari hal ini untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

Vladimir Putin: Konsolidasi Kekuatan untuk Stabilitas Nasional di Rusia

Saat memulai masa kepemimpinannya, Vladimir Putin menghadapi krisis besar di Rusia. Beliau merespons dengan memperkuat institusi negara dan mengendalikan oligarki untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Pendekatan ini menyoroti salah satu prinsip Dalio bahwa stabilitas politik adalah fondasi pertumbuhan ekonomi. 

Di Indonesia, pentingnya stabilitas ekonomi dan politik dapat tercapai melalui pemerintahan yang kuat serta kebijakan yang melindungi kepentingan nasional dari ancaman internal dan eksternal.

Barack Obama: Stabilitas Ekonomi dan Reformasi Kesehatan di Amerika Serikat.

Obama menghadapi krisis finansial global saat memulai masa kepemimpinannya. Ia mengutamakan reformasi kesehatan melalui Affordable Care Act, memastikan akses kesehatan bagi rakyat, serta menerapkan program stimulus ekonomi untuk pemulihan. 

Menurut Dalio, kesejahteraan publik di tengah krisis ekonomi adalah kunci keberlangsungan bangsa. Bagi Indonesia, pentingnya sistem kesehatan yang terjangkau dan kebijakan pro-rakyat dapat menjadi prioritas demi kesejahteraan jangka panjang.

Narendra Modi: Digitalisasi dan Pengentasan Kemiskinan di India. Dengan latar belakang rakyat biasa, Narendra Modi memahami pentingnya inklusi ekonomi. Program seperti Digital India dan Pradhan Mantri Jan Dhan Yojana membuka akses layanan keuangan dan teknologi bagi masyarakat miskin. 

Digitalisasi ini mencerminkan pandangan Dalio bahwa inovasi adalah kunci untuk mendorong kemajuan ekonomi. Di Indonesia, langkah serupa dapat diterapkan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan pemerataan ekonomi.

Luiz Inácio Lula da Silva: Redistribusi Kekayaan untuk Mengurangi Ketimpangan di Brasil. Lula da Silva memfokuskan kebijakan anti-kemiskinan melalui program Bolsa Família yang membantu keluarga miskin memperoleh akses pendidikan dan kesehatan. Pendekatan ini selaras dengan prinsip Dalio bahwa distribusi kesejahteraan yang merata adalah pilar stabilitas. 

Indonesia bisa terinspirasi dengan merancang kebijakan redistribusi kekayaan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan membangun fondasi kesejahteraan sosial yang kuat.

Recep Tayyip Erdoğan: Pembangunan Infrastruktur sebagai Pendorong Ekonomi di Turki. Erdoğan menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai fokus utama untuk meningkatkan ekonomi Turki, melalui proyek besar seperti bandara, jembatan, dan jalan tol. Menurut Dalio, infrastruktur adalah salah satu faktor utama yang mendorong produktivitas nasional. 

Bagi Indonesia, pembangunan infrastruktur tetap harus diutamakan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

-Pembelajaran untuk Indonesia: Pemerintahan Tahan Guncangan Global dan Berfokus pada Kesejahteraan Rakyat.

-Pengalaman para pemimpin dunia ini menunjukkan pentingnya kombinasi kebijakan pro-rakyat, pembangunan infrastruktur, dan integritas dalam pemerintahan untuk menciptakan pemerintahan yang tahan guncangan global.

Dalio menekankan bahwa suatu negara perlu menyeimbangkan stabilitas politik dengan reformasi ekonomi yang berkeadilan untuk menjaga daya saing di tengah perubahan dunia yang cepat.

Langkah utama yang relevan bagi Indonesia antara lain:

Pendekatan Pro-Rakyat dan Anti-Korupsi:

Komitmen Anwar Ibrahim dan Lula da Silva terhadap transparansi dapat menjadi model untuk memperkuat integritas publik di Indonesia.

Digitalisasi dan Inklusi Ekonomi: Digitalisasi yang dipelopori Modi dan Xi bisa membantu Indonesia memperluas akses layanan publik dan inklusi ekonomi.

Pembangunan Infrastruktur sebagai Pendorong Ekonomi: Kebijakan infrastruktur Erdoğan menunjukkan bahwa konektivitas fisik penting untuk membuka peluang ekonomi di seluruh Indonesia.

Reformasi Kesehatan Publik: Obama menunjukkan bahwa akses kesehatan yang terjangkau adalah kunci stabilitas sosial. Memperkuat sistem kesehatan yang pro-rakyat di Indonesia adalah investasi jangka panjang.

Stabilitas Ekonomi dan Politik: Seperti yang dicontohkan Putin, stabilitas nasional adalah fondasi untuk pertumbuhan. Indonesia perlu memperkuat kelembagaan dan pengawasan yang efektif demi ketahanan nasional.

Inspirasi, tulisan ini memberikan sedikit inspirasi wawasan komparatif tentang strategi kepemimpinan dunia yang berhasil membangun pemerintahan pro-rakyat. 

Dengan belajar dari langkah-langkah ini, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kebijakan yang tidak hanya merespons kebutuhan mendesak tetapi juga membangun ketahanan bangsa untuk menghadapi tantangan global.

Mari bersama-sama mendukung Pemerintahan Indonesia yang kokoh, berkeadilan, dan responsif terhadap rakyat, agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang tahan guncangan dan makmur.

Referensi:

Dalio, Ray. Principles for Dealing with the Changing World Order: Why Nations Succeed and Fail. 

Sinopsis buku ini menjelaskan bahwa Dalio mengidentifikasi kekuatan ekonomi, stabilitas politik, dan pemerataan sosial sebagai pilar utama ketahanan suatu bangsa, khususnya dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. 

Dalio menyoroti pentingnya kombinasi antara reformasi ekonomi yang adil dan integritas dalam pemerintahan untuk menjaga stabilitas dan ketahanan nasional.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button