Kejar Netral Karbon, Daikin Bangun Dua Pabrik Baru Senilai Rp6 Triliun di Cikarang
Untuk pabrik (factory) 1 senilai Rp3,3 Triliun yang mulai beroperasi di akhir tahun 2024. Kemudian, untuk pabrik (factory) 2 estimasi nilai investasi sebesar Rp 2,7 Triliun akan beroperasi di tahun 2028.
Konstruksi Media – PT Daikin Airconditioning Indonesia berkomitmen untuk terus mempromosikan semangat mencapai netral karbon tahun 2060, salah satunya melalui pembangunan dua pabrik baru di Cikarang, Jawa Barat, dengan nilai investasi mencapai Rp6 triliun.
Direktur PT Daikin Airconditioning Indonesia & PT Daikin Industries Indonesia Budi Mulia menjelaskan, pabrik di atas lahan seluas 20 hektare ini akan mengadopsi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (Al).
Menurut Budi, hal ini tentu bermanfaat bagi pengayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Daikin. Terlebih, pabrik ini nantinya hanya akan memproduksi AC inverter yang hemat listrik dengan refrigeran R32
yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Sebelum Lengser, Jokowi Perlu Fokus ke Perumahan Rakyat
“Tentang know-how manufaktur yang fully digital nantinya,” tutur Budi Mulia dalam konferensi pers bertajuk “Mengurangi Jejak Karbon Melalui Strategi Global DAIKIN Environmental Vision 2050” di Menara Astra, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
Saat disinggung perihal nilai investasi Rp6 triliun untuk pembangunan pabrik, Budi Mulia menyatakan Daikin akan menggelontorkan dana secara bertahap.
“Untuk pabrik (factory) 1 senilai Rp3,3 Triliun yang mulai beroperasi di akhir tahun 2024. Kemudian, untuk pabrik (factory) 2 estimasi nilai investasi sebesar Rp 2,7 Triliun akan beroperasi di tahun 2028,” katanya.
Adapun untuk kapasitas produksi maksimum Factory 1 adalah 1.500.000 set AC rumah tangga per tahun dan Factory 2 maksimum 500.000 set AC rumah tangga dan 200.000 set AC komersial,” ucapnya.
Baca juga: Daikin Gelontorkan Rp 3 Triliun Bangun Pabrik AC di Cikarang, Produksi 1,5 Juta unit Pertahun
Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur PT Daikin Airconditioning Indonesia Shinji Miyata menyatakan sejak tahun 1980 Daikin sudah berinovasi menyediakan produk AC ramah lingkungan dengan teknologi inverter.
“Daikin merupakan pelopor pengguna freon R32 yang teruji ramah lingkungan. Hingga saat ini, produk inverter kami jadi produk yang paling dicari, bahkan mencapai penjualan satu juta unit di tahun 2022,” ucapnya.
Shinji Miyata menerangkan, investasi strategis Daikin untuk pengembangan produk AC setidaknya dilakukan pada tiga aspek. Pertama, AC dengan teknologi inverter dan refrigeran/freon R32 memungkinkan efisiensi daya listrik dan potensi pemanasan global (global warming potential-GWP)
lebih rendah.
Kedua, adanya teknologi Global Platform (GPF) yang jika terkoneksi ke unit AC DAIKIN, terdapat kecerdasan buatan (Al) yang bisa mempelajari kebiasaan penggunaan AC di sebuah gedung/lokasi dan mengolah datanya untuk mengurangi biaya listrik secara otomatis.
Ketiga, Daikin akan membuat aplikasi yang bisa memantau pergerakan dan penggunaan tabung freon miliknya untuk mengurangi jejak karbonnya secara global.
Baca artikel lainnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK