Pupuk Kaltim Bangun Pabrik Baru di Papua Barat Dengan Nilai Investasi Lebih Dari USD 1 Miliar
PKT memastikan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia.
Konstruksi Media – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) kembali terlibat dalam pembangunan Proyek Strategis Negara (PSN), teranyar berupa pabrik baru pupuk di kawasan industri Fakfak, Papua Barat.
Proyek ini menjadi salah satu rencana strategis PKT untuk menyesuaikan performa produksi dengan kebutuhan pasar yang semakin meningkat ini akan segera memasuki masa awal pembangunan.
Adapun dengan hadirnya pabrik baru itu di Papua Barat akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia.
Saat ini, proses pembangunan pabrik PKT memang masih dalam tahap yang sangat awal. Meski begitu, PKT sudah mengamankan beberapa infrastruktur terkait dimulainya proyek ini. Salah satunya untuk pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL).
Baca juga: Gandeng ACWA Power dan Pupuk Indonesia, PLN Kembangkan Green Hidrogen
Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari sumber gas yang telah disepakati yakni Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.
Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi menjelaskan dengan adanya dukungan dari kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat terkait, bersama-sama pihaknhya dapat mengembangkan Proyek Strategis Nasional ini.
“Tentunya dari proyek ini kami mengharapkan adanya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, serta terjadinya pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur,” kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip dari industri.kontan.co.id, Sabtu (14/7/2023).
Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar, PKT memastikan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia.
“Ini merupakan salah satu pengembangan di fase kedua pertumbuhan PKT, yang ditargetkan mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan,” ujarnya.
Dengan beroperasinya pabrik baru ini nanti, PKT siap mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80% kebutuhan nasional.
Baca juga: Bangun Pabrik Baru, Pupuk Indonesia Siapkan Anggaran Senilai Rp7 Triliun
Tak hanya itu, kehadiran pabrik baru PKT ini nantinya diproyeksikan akan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara. Potensi pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan senilai diperkirakan akan mencapai Rp 20 miliar per tahun.
“Dan potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini mencapai nilai Rp 10 triliun. Potensi pendapatan daerah pun diprediksikan akan menyumbang senilai Rp 15 miliar per tahun,” tutur dia.
Selama durasi pembangunan proyek, Pupuk Kaltim memperkirakan penyerapan tenaga kerja 10.000 orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional.
Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan. Sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang telah sukses dilakukan di Bontang, PKT berharap bisa melakukan hal serupa di Fakfak,” tutup Rahmad.
Baca artikel lainnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK