Alasan Susunan Bata Tembok Rumah Dipasang Zig-Zag
Perbedaan konstruksi susunan batu bata akan mempengaruhi beban yang ditanggung, bisa dari arah horizontal atau desak.
Konstruksi Media – Susunan pemasangan bata untuk tembok rumah biasanya direkomendasikan zig-zag. Alasannya berkaitan dengan pengurangan risiko keruntuhan atau kerobohan pada dinding.
Mengutip laman Twitter @KemenPU, susunan zig-zag (running bond) memungkinkan beban 1 batu bata di bagian atas dapat didistribusikan kepada 2 batu bata tumpuannya secara merata.
Sedangkan, apabila batu bata dipasang secara vertikal atau lurus (stack bond), maka beban batu bata bagian atas akan langsung dilimpahkan ke 1 batu bata yang menjadi tumpuannya. Susunan seperti ini dapat memperbesar kemungkinan bagian semen perekat (mortar) retak dan roboh.
Baca juga: PLTS Nusa Penida Konsisten Pasok Energi Bersih Kelistrikan di Bali
Dengan susunan vertikal atau lurus, batu bata paling bawah juga akan mendapatkan beban paling besar berupa akumulasi beban dari seluruh batu bata di atasnya, sehingga peluang mengalami keretakan akan jauh lebih besar.
Perbedaan konstruksi susunan batu bata juga akan mempengaruhi pola keretakan apabila terjadi keretakan pada semen perekat (mortar). Selain itu, perbedaan konstruksi susunan batu bata akan mempengaruhi beban yang ditanggung, bisa dari arah horizontal atau desak.
Namun sejatinya ada banyak faktor pendukung kokohnya sebuah tembok, seperti kualitas batu bata, kualitas mortar, konfigurasi/susunan batu bata, dan lain-lain. Susunan batu bata pun tidak hanya ada dua seperti yang disampaikan di atas. Ada banyak susunan batu bata selain susunan zig-zag (running bond) dan susunan lurus (stack bond).
Baca artikel selanjutnya: