EQUIPMENTTeknologi

Lima Mahasiswa ITS Ciptakan Rompi Detektor Serangan Jantung

Mekanisme kerjanya pengguna akan diberi peringatan melalui smartphone untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat

Konstruksi Media –  Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang terdiri dari Muhammad Cendekia Airlangga, Brilliant Rizqi Haqiqi, Renaka Agusta, Dwisainstia Aponno, dan Izzah Awwalin Khoirun Nisa, berhasil menciptakan rompi pendeteksi serangan jantung koroner yang tersambung dengan ponsel cerdas.

Hal tersebut melihat banyaknya pekerja yang kerap melakukan kerja lembur hingga larut malam, tentunya hal itu sangat berisiko mengalami gangguan dalam tubuh.

Lima mahasiswa tersebut dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS dalam menciptakan rompi pendeteksi berbasis Internet of Things (IoT) dan deep learning yang terhubung dengan aplikasi berbasis ponsel cerdas.

Dwisainstia Aponno anggota tim tersebut mengatakan ide ini lahir dari pengamatan atas fakta bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

“Rompi pendeteksi tersebut sebagai pertolongan cepat tanggap bagi penderita serangan jantung koroner. Rompi tersebut diproyeksikan bekerja meniru proses kerja otak manusia,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Enzy, Sabtu, (14/5/2022).

Ia menambahkan, mengenai mekanisme kerjanya pengguna akan diberi peringatan melalui telepon seluler (ponsel) pintar untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdeteksi adanya indikasi serangan jantung.

Lalu, pada saat yang bersamaan kondisi serta lokasi pengguna juga akan dikirimkan ke tenaga medis terdekat, sehingga pertolongan pertama dapat dilakukan secara ringkas dan tepat.

Dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan pengguna, ujar gadis kelahiran Malang, rompi tersebut dirancang dengan beberapa pertimbangan khusus.

Baca Juga : Canggih, Mahasiswa ITS Temukan Aplikasi Gagal Ginjal

Bahan dasar rompi sendiri menggunakan kain katun dengan berbagai komponen elektronik disematkan pada saku di bagian depan rompi. Kemudian terdapat lubang pada beberapa sisi sebagai jalur elektroda tempel dan kabel.

“Perancangan ini memudahkan tata letak komponen secara fleksibel yang tidak mengganggu aktivitas pengguna,” katanya.

Dalam proses pembuatannya, lanjut Enzy, tim melakukan pembagian kerja berdasarkan subsistem alat untuk memastikan keseluruhan sistem dapat bekerja dengan baik. Subsistem yang dibentuk berupa pembacaan sensor dan pembacaan pengguna.

Mahasiswa ITS Ciptakan Rompi Detektor Serangan Jantung. Dok. Ist

“Setiap anggota merakit komponen sesuai bagian masing-masing dan mengintegrasikan dengan jasa kurir dalam mengirim seluruh komponen,” katanya.

Ia menambahkan kembali, proses tersebut kemudian berlanjut dengan pembuatan aplikasi pada ponsel pintar, memberi label pada data, serta melatih kecerdasan buatan yang dilakukan bersama-sama oleh tim secara daring.

“Guna memastikan performa dari algoritma deep learning dalam klasifikasi masukan sinyal jantung tim melakukan pengujian kepada pengguna dengan berbagai kondisi aktivitas seperti duduk, berjalan, dan berlari,” bebernya.

Dari hasil pengujian, tuturnya, rompi detektor serangan jantung tersebut mampu beroperasi dengan akurasi klasifikasi sebesar 90% dan memberikan hasil pembacaan yang baik ketika digunakan saat istirahat ataupun beraktivitas.

“Keseluruhan sistem mampu mendukung pertolongan cepat tanggap melalui integrasi antara rompi dengan aplikasi,” ungkapnya kembali.

Atas keberhasilan itu, Enzy dan tim berhasil menyabet medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 lalu.

Ke depannya, rompi detektor serangan jantung ini masih dapat dikembangkan lagi melalui modifikasi bagian komponen elektroniknya, sehingga rompi akan mengonsumsi daya yang lebih kecil.

“Selain itu, komponen yang digunakan dapat diringkas lagi untuk menekan biaya produksi,” tutup Enzy.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button