
Webinar IABHI: Angkat Isu Biodiversity Index Parameter Masa Depan Sustainable Landscaping
"Kami ingin mendorong lahirnya sinergi lintas profesi agar Biodiversity Index benar-benar diadopsi sebagai indikator dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia" Yodi Danusastro Ketua Umum IABHI.
Konstruksi Media – Upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan kini semakin menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati. Salah satu indikator yang mulai dipakai dalam praktik sustainable landscaping dan green building adalah Biodiversity Index, yang mengukur tingkat keanekaragaman hayati suatu kawasan.
Untuk memperkenalkan konsep tersebut lebih luas, Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI) bersama Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia (IALI) menggelar webinar “Mengenal Biodiversity Index sebagai Salah Satu Parameter Masa Depan Sustainable Landscaping” pada (28/8) lalu. Acara ini didukung oleh Universitas Trisakti dan PT Propan Raya.
Perwakilan IABHI menegaskan bahwa integrasi biodiversitas dalam desain lanskap dan bangunan hijau menjadi kebutuhan mendesak.
“Integrasi keanekaragaman hayati ke dalam desain ruang terbuka maupun bangunan hijau bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan. Biodiversity Index memberi alat ukur objektif agar proyek yang dibangun tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga mendukung ekosistem berkelanjutan,” ungkap Yodi Danusastro selaku Ketua Umum IABHI.
Diskusi panel yang berlangsung selama 90 menit ini menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, seorang arsitek lanskap yang memaparkan penerapan biodiversitas dalam proyek ruang terbuka hijau. Kedua, praktisi green building yang membahas tantangan serta peluang adopsi Biodiversity Index di proyek pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Melalui webinar ini, IABHI berharap para praktisi, pengembang, arsitek, konsultan, hingga mahasiswa dapat memahami pentingnya biodiversitas dalam desain lanskap.
“Kami ingin mendorong lahirnya sinergi lintas profesi agar Biodiversity Index benar-benar diadopsi sebagai indikator dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Yodi.
Acara yang diikuti praktisi, akademisi, dan pemangku kepentingan ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi serta memperkuat agenda nasional menuju lingkungan binaan yang ramah lingkungan, adaptif, dan berketahanan tinggi terhadap perubahan iklim.
Baca Juga :
IABHI: Bangunan Hijau Solusi Inovatif Menuju Net Zero Emission 2050